JAKARTA. Ketidakdisiplinan pengunjung Monumen Nasional seperti membuang sampah sembarangan dan merusak fasilitas membuat pengelola geram. Karena itu, pihak pengelola menginginkan sistem berbayar untuk memasuki kawasan tersebut. "Kalau selama ini bayarnya saat masuk monumen saja, sekarang kami maunya sistem berbayar juga diterapkan saat masuk kawasan Monas," ujar Kepala Unit Pengelola Monas Rini Hariyani kepada Kompas.com, Kamis (23/10). Sistem berbayar yang dimaksud Rini adalah dengan menggunakan kartu berlangganan seperti halnya transportasi umum transjakarta atau kereta rel listrik. "Jadi sistemnya tap begitu, pakai kartu yang bisa diisi ulang saldonya," kata dia.
Ia meyakini, sistem berbayar akan mampu mengurangi pengunjung yang tidak disiplin. Pengunjung yang mau membayar saat masuk Monas adalah pengunjung yang benar-benar mau menikmati Monas, bukan yang hanya sekadar masuk dan merusak fasilitas. Sistem berbayar juga dapat mengurangi jumlah pedagang kaki lima dan pengemis yang masuk ke Monas. Ini karena sistem berbayar membuat jalur masuk Monas akan semakin terbatas sehingga mereka tidak dapat dengan bebas memasukkan dagangan mereka.