Bakal ada pemadaman bergilir lagi, PLN: Turbin buatan China dibongkar



KONTAN.CO.ID - PANGKAL PINANG. Sebuah turbin lama sepanjang 10 meter di PLTU Air Anyir Bangka, Kepulauan Bangka Belitung, dibongkar dalam upaya pemeliharaan rutin. PT PLN pun mengumumkan akan ada pemadaman bergilir di sejumlah titik dengan durasi waktu bervariasi.

"Kami dalam masa pemeliharaan rutin dari unit pembangkit utama. Kali ini satu turbin dibongkar dan diservis," kata GM PLN UIW Babel Abdul Mukhlis kepada awak media di Air Anyir, Rabu (7/8).

Dia menuturkan, unit pembangkit yang dilakukan pemeliharaan itu menyumbang hampir 30 persen dari kebutuhan listrik Pulau Bangka.


Baca Juga: PLN beri kompensasi, Pengamat: Perlu sosialisasi agar masyarakat tak kecewa

Akibatnya, pemadaman dilakukan bergilir, termasuk di wilayah Pulau Lepar yang tersambung dalam satu jaringan. Manajer Unit Pembangkit Made Hartayasa menambahkan, dari dua turbin yang beroperasi, satu turbin dipadamkan selama program perawatan. Satu turbin itu bisa menghasilkan daya hingga 30 MW.

"Saat ini sudah hari ke-19 dari 40 hari proses pemeliharaan," ujar Made.

Pembongkaran turbin dilakukan karena selama hampir tiga tahun terakhir belum dilakukan perbaikan. "Biasanya yang tahunan hanya komponen-komponen lain di luar. Tapi kali ini langsung turbinnya menyeluruh," katanya.

Baca Juga: Serikat Pekerja: Masa PLN mau menumbalkan karyawannya? Enggak boleh itu..

Pemeliharaan itu mulai dari turbin, boiler, generator, trafo, dan alat bantu seperti pompa, pipa, dan kompresor.  Untuk memelihara PLTU berkapasitas 2x30 MW ini PLN menerjunkan 200 personel yang terdiri dari berbagai bidang keahlian, seperti mekanik, listrik, instrumen, dan tenaga-tenaga ahli lainnya.

"Saat ini pemeliharaan sudah mencapai 90%. Kami upayakan hari ini mulai start up sehingga bisa kembali masuk ke dalam sistem untuk menyuplai listrik di rumah pelanggan," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Turbin Lama Dibongkar, PLN Padamkan Listrik Bergilir"

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie