Bakal Akuisisi Mandiri Inhealth, IFG Benahi Lini Bisnis Anak Usahanya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebagai holding BUMN di bidang asuransi dan penjaminan, Indonesia Financial Group (IFG) terus berupaya untuk menyelaraskan bisnis anak perusahaannya. Salah satunya dengan berencana mengakuisisi PT Asuransi Jiwa Inhealth Indonesia (Mandiri Inhealth).

Wakil Direktur Utama Indonesia Finansial Group (IFG) Hexana Tri Sasongko mengatakan bahwa akuisisi tersebut dilakukan bertahap. Saat ini, IFG masuk tahap pembelian 10% saham yang dimiliki oleh anak perusahaannya, PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero) (Jasindo).

“Iya, tahun ini realisasi ambil 10% saham InHealth yang dikuasai Jasindo,” ujar Hexana kepada Kontan.co.id, akhir pekan ini.


Baca Juga: Simak Pengelolaan Aset Investasi Dapen BUMN yang Selanjutnya Akan Dikelola IFG

Selanjutnya, Hexana bilang pembelian tersebut akan berlanjut ke tahap berikutnya. IFG akan menjadi pemegang saham pengendali atau bahkan menguasai keseluruhan saham milik Mandiri Inhealth.

Jika melihat dari laman resminya, saat ini saham Mandiri Inhealth dikuasai oleh PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) sebanyak 80%. Sisanya dengan besaran yang sama yaitu masing-masing 10% saham dimiliki oleh PT Kimia Farma Tbk (KAEF) dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Persero).

“Untuk selanjutnya akan di-inbreng ke IFG Life,” ujar Hexana.

Baca Juga: IFG Segera Kucurkan Modal ke IFG Life Rp 6,7 Triliun, Sudah Ada Lampu Hijau dari OJK

Sejatinya, kolaborasi antara Mandiri Inhealth dengan IFG Life sudah terjalin sejak anak perusahaan IFG ini terbentuk. IFG Life diketahui menjadi mitra koasuransi dalam menawarkan produk-produk asuransi kesehatan Mandiri Inhealth, dimulai dengan Group Managed Care. 

Di sisi lain, Hexana pun menyebut Jasindo sebagai akan fokus pada bisnis utama asuransi kerugian setelah melepas saham Mandiri Inhealth.

Memang, saat ini IFG diketahui sedang melakukan penyelerasan bisnis di anak-anak perusahannya. Harapannya, bisnis yang dimiliki oleh anak perusahaan tidak saling tumpang tindih.

Baca Juga: Bank BUMN Menyuntik IFG Life Rp 6,7 Triliun

“Kan di dalam holding itu tidak boleh ada yang namanya kanibal,” imbuhnya. Jika pihaknya melihat ada ketidakcocokan antara lini bisnis anak perusahaan dengan target pasarnya, maka lini bisnis tersebut bakal dipindahkan ke unit perusahaan yang lebih tepat.

Pendekatan lain yang bakal digunakan adalah memetakan target pasar dari masing-masing unit usaha. Misalnya, Jasindo dengan Askrindo yang sama-sama memiliki lini bisnis asuransi kredit, Hexana bilang wilayah market dari kedua perusahaan ini bisa dibedakan.

“Kalau price war, sekarang sudah tidak ada lagi. Karena di atas kita sudah tentukan bahwa penentuan harga berdasarkan actuary base bukan sales base,” pungkas dia.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati