KONTAN.CO.ID – SINGKAWANG. Hadirnya bandara baru di Kota Singkawang, Kalimantan Barat diharapkan mampu mengundang investor-investor anyar, agar bisa mendorong perekonomian daerah. Namun bandara ini belum beroperasi secara optimal, pasalnya sejak diresmikan oleh Presiden Joko Widodo (Jokowi) pada 20 Maret 2024 lalu, pembangunan Bandara Singkawang masih terus dikebut. Asal tahu saja, Bandara Singkawang mulai dibangun sejak tahun 2019 hingga tahun 2023, dengan skema pembiayaan Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU).
Adapun total anggaran pembangunan bandara ini sebesar Rp 427 miliar, dengan rincian dari APBN senilai Rp 272 miliar dan dari Corporate Social Responsibility (CSR) para pengusaha Singkawang sebesar Rp 155 miliar. Ketua Tim CSR Bandara Singkawang, Tjhai Chui Mie menjelaskan, saat dirinya menjabat sebagai walikota Singkawang periode 2017-2022 visi utamanya adalah menyelesaikan persoalan dalam pembangunan bandara tersebut yakni terkait pembebasan lahan. Baca Juga:
Permintaan Tinggi, Bandara Singkawang Ditargetkan Beroperasi September 2024 Masalah itu akhirnya rampung di tahun 2018, sehingga setahun kemudian peletakan batu pertama (groundbreaking) lantas dilakukan oleh Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi. Singkat cerita, Thai bilang, di tahun 2023 Menhub meminta dirinya untuk mencarikan CSR untuk membantu dalam pembangunan terminalnya. Pada akhirnya, ia pun berhasil menggalang dana dari beberapa kerabat. “Kita saat itu tentu bersyukur ya, ada donator yang memberikan CSR-nya, seperti Bapak Heru Budi Hartono, Pak Pui Sudarto, Prayogo Pangestu, Bapak Aguan (Sugianto Kusuma), Anthony Salim, Frangky Oesman Widjaja, Eka Tjandranegara, teman-teman itu membantu,” ujarnya saat ditemui KONTAN, di Bandara Singkawang, Selasa (13/8). Selain nama-nama di atas, tentunya nama Tjhai juga tak luput dari salah satu orang yang menggelontorkan dananya demi kemulusan proyek ini. Bandara Singkawang Mimpi Besar Masyarakat Tjhai menuturkan bahwa dibangunnya bandara ini merupakan mimpi besar masyarakat kota Singkawang. Hal itu terbukti dari sumbangsih yang diberikan oleh masyarakat untuk percepatan pembangunan bandara. “Untuk pembebasan lahan itu 45% dihibahkan oleh masyarakat dan bukan hanya masyarakat yang berduit saja yang menghibahkan, masyarakat biasa juga ikut berpartisipasi,” tuturnya. Tjhai mengatakan, hadirnya bandara ini bakal mengefisiensikan waktu tempuh masyarakat hingga 4 jam. Memang selama ini, untuk menuju kota Singkawang masyarakat hanya bisa mendarat di Bandara Supadio, Pontianak dan melanjutkan perjalanan darat kurang lebih 3 jam untuk sampai di kota Singkawang. Di samping itu, kata Tjhai, dengan hadirnya bandara ini dirinya yakin investasi bakal tumbuh terutama dari putra-putri kebanggaan kota Singkawang itu sendiri yang saat ini berada di dalam maupun di luar kota.
Baca Juga: Beroperasi September, Bandara Singkawang Bakal Kerek Ekonomi Daerah “Anak-anak yang sudah belajar di luar, yang bekerja di luar, ayo pulang, mari kita balik ke kota Singkawang dan bangun kota Singkawang, bikin usaha sendiri,” kata dia. Ditargetkan Bandara Singkawang bisa beroperasi secara minimal pada bulan September 2024 mendatang. Menurutnya, operasi secara minimal tersebut misalnya hanya dengan melayani 1-2 penerbangan tujuan Singkawang – Jakarta dan sebaliknya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari