Bakal Gelar Rights Issue, Simak Prospek dan Rekomendasi Saham SMGR Berikut Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Semen Indonesia Tbk (SMGR) telah  menetapkan harga pelaksanaan rights issue sebesar Rp 6.600 per saham. Berdasarkan prospektus rights issue yang diterbitkan di laman Bursa Efek Indonesia, Senin (5/12), emiten pelat merah ini akan menerbitkan sebanyak-banyaknya 846,21 juta saham baru Seri B atau sebanyak-banyaknya 12,49% modal disetor setelah rights issue.

Setiap pemegang 100 juta saham lama berhak atas 14,26 juta saham. Dengan total saham tersebut, SMGR akan mengantongi hasil rights issue atau penambahan modal dengan memberikan hak memesan efek terlebih dahulu (PMHMETD) I sebanyak-banyaknya sebesar Rp 5,58 triliun.

Perolehan SMGR ini tidak semua berbentuk tunai. Karena Negara Republik Indonesia yang merupakan pemegang saham utama SMGR dengan kepemilikan satu saham Seri A Dwiwarna dan 3,02 miliar saham Seri B akan membayar rights issue dalam bentuk saham PT Semen Baturaja Tbk (SMBR).


Pemerintah akan melaksanakan seluruh haknya sesuai dengan porsi kepemilikan sahamnya dalam, dengan cara penyetoran saham dalam bentuk lain selain uang (inbreng). Penyetoran modal Negara RI dalam bentuk kepemilikan 75,51% modal disetor Semen Baturaja atau sejumlah 7,49 saham Seri B (inbreng saham SMBR), dengan nilai seluruhnya sebesar Rp 2,84 triliun.

Baca Juga: Saham Gojek Tokopedia (GOTO) Terus Melorot, Begini Saran Analis

Kepala Riset Yuanta Sekuritas Chandra Pasaribu menilai, rights issue untuk mengakomodasi konsolidasi SMBR ke dalam SMGR ini akan berdampak positif terhadap produsen semen Gresik ini. Pasalnya, pangsa pasar SMGR akan naik sebesar pangsa pasar SMBR.

“Karena pasar keduanya tidak terlalu tumpang tindih (overlap),”terang Chandra saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (6/12).

Analis Mirae Asset Sekuritas Indonesia Emma A. Fauni menilai,  rencana SMGR untuk mengakuisisi SMBR akan memperkuat kehadiran SMGR di pasar Sumatra.

Kinerja SMGR juga diperkirakan membaik seiring melandainya harga batubara. SMGR dilaporkan telah mengamankan 100% pasokan batubara dengan harga DMO domestic market obligation (DMO) hingga sisa tahun ini. Kondisi tersebut menempatkan SMGR pada posisi yang lebih baik dibandingkan dengan perusahaan sejenis yang mungkin tidak dapat memenuhi kebutuhan batubara secara penuh dengan harga DMO.

Dengan statusnya sebagai badan usaha milik negara (BUMN), SMGR memiliki keunggulan kompetitif untuk  berpartisipasi pada proyek infrastruktur. Ini tercermin dari pangsa pasar produk SMGR dalam proyek-proyek strategis nasional sebesar 75% pada 2021.

Mirae Asset Sekuritas mempertahankan overweight pada sektor semen dengan mempertimbangkan sejumlah faktor. Pertama, penurunan harga batubara memberikan katalis positif untuk sektor yang padat energi seperti semen. Kedua, adanya pemulihan struktural yang bersifat jangka Panjang.

Namun, ada tiga risiko di balik penyematan rating ini. Pertama, ketidakpastian peraturan pemerintah, seperti pencabutan moratorium terkait produksi semen, yang dapat menimbulkan risiko oversupply berkepanjangan.

Kedua, adanya kenaikan biaya logistik, yang berasal dari kebijakan zero over dimension and over load (ODOL) yang dikeluarkan Kementerian Perhubungan, yang diperkirakan diterapkan pada tahun 2023.

Ketiga, tetap tingginya biaya bahan bakar dan energi. Sentimen ini dapat berasal dari ketegangan geopolitik yang lebih buruk dari perkiraan antara produsen komoditas utama.

Baca Juga: Tiga Analis Rekomendasikan Buy Saham ACES, Simak Ulasannya

Emma memperkirakan industri semen akan mencatat pertumbuhan permintaan  yang stagnan di 2023. Sementara untuk tahun ini, permintaan semen akan lesu. Salah satu penyebab lesunya permintaan semen adalah adanya pergeseran pola konsumsi, dari semula renovasi rumah kepada jenis konsumsi lain, seperti rekreasi.

Ini karena naiknya mobilitas masyarakat dan mobilitas yang lebih fleksibel.

Di sektor semen, Mirae Asset Sekuritas menjadikan saham SMGR sebagai pilihan, mengingat profil portofolio SMGR yang beragam dan memiliki kapasitas produksi serta pangsa pasar terbesar. Di sisi lain, SMGR mampu mengamankan 100% konsumsi batubara tahun ini dengan harga DMO di tengah kenaikan harga komoditas energi.

Selain itu, valuasi saham SMGR juga murah. Dia merekomendasikan beli saham SMGR dengan target harga Rp 10.800.

 
SMGR Chart by TradingView

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi