KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana
initial public offering (IPO) PT GoTo Gojek Tokopedia Tbk (GoTo) dengan target nilai emisi Rp 16,43 triliun-Rp 17,99 triliun mulai tersebar luas di publik sejak Selasa (15/3). Perusahaan unicorn yang bakal melepas 52 miliar saham ke masyarakat tersebut disebut-disebut akan mampu meningkatkan likuiditas pasar saham. Meskipun begitu, sebelumnya, telah ada perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan GoTo yang tercatat lebih dulu di Bursa Efek Indonesia. Emiten-emiten tersebut ada yang tergolong pemegang saham GoTo, sebagian sahamnya dimiliki GoTo, maupun bekerja sama dengan GoTo. Yang termasuk pemegang saham GoTo adalah PT Astra International Tbk (
ASII) dan PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk (
TLKM). Kemudian, yang sebagian sahamnya dimiliki GoTo adalah PT Bank Jago Tbk (
ARTO), PT Blue Bird Tbk (
BIRD), dan PT Matahari Putra Prima Tbk (
MPPA). Sementara yang menjalin kolaborasi dengan GoTo adalah PT Adi Sarana Armada Tbk (
ASSA).
Baca Juga: GoTo Menunjuk Indo Premier sebagai Lead Underwriter, Begini Cara Pesan Sahamnya Analis Samuel Sekuritas M. Farras Farhan mengatakan, IPO GoTo dapat menjadi sentimen positif untuk pergerakan saham-saham tersebut. Meskipun begitu, menurutnya, sentimen tersebut tidak akan terlalu signifikan mendorong kenaikan harganya. Pasalnya, ada sentimen lain yang meningkatkan kenaikan harga saham masing-masing. Sebagai contoh, ASII yang terdorong sentimen kenaikan penjualan mobil sebesar 62,3%
year on year (yoy), dari 26.502 unit pada Februari 2021 menjadi 43.023 unit pada Februari 2022. Analis Jasa Utama Capital Sekuritas Cheryl Tanuwijaya juga mengatakan, kabar IPO GoTo turut menjadi katalis positif bagi saham-saham yang terkait dengan GoTo. Terlebih lagi, untuk MPAA dan BIRD yang juga terdorong sentimen menjelang Lebaran. "Di tahun ini, besar kemungkinan pemerintah mengizinkan mudik jadi konsumsi terhadap produk dan jasa tersebut bisa meningkat," kata Cheryl saat dihubungi Kontan.co.id, Jumat (18/3).
Baca Juga: Ada IPO GoTo, Bagaimana Nasib Saham-saham Sektor Teknologi? Untuk ke depannya, Cheryl melihat, prospek saham-saham tersebut juga masih menarik dan bisa naik lagi dalam jangka menengah karena sentimen GoTo. Bisnis emiten-emiten ini juga tergolong prospektif dan secara valuasinya masih relatif murah, kecuali ARTO. Cheryl memprediksi, saham yang paling terkena efek positif adalah TLKM dan ASII karena merupakan pemegang saham GoTo. "Jika IPO-nya sukses, maka sebagai investor mereka sangat diuntungkan," ucap Cheryl. Ia merekomendasikan buy TLKM di area Rp 4.500-Rp 4.540 dengan target harga Rp 5.070 dan stop loss Rp 4.380. Begitu juga dengan ASII yang direkomendasikan buy di area Rp 6.250-Rp 6.300 dengan target harga Rp 6.850 dan stop loss Rp 6.175 per saham. Sementara itu, Farras memperkirakan, saham yang akan mendapat sentimen positif paling kencang dari IPO GoTo kemungkinan adalah ARTO. Mengingat, ARTO merupakan mitra perbankan digital GoTo.
Baca Juga: Layak Investasi Jangka Panjang, Begini Cara Beli Saham GoTo Meskipun begitu, dia mengimbau investor untuk tetap mencermati perkembangan kerja samanya. "Yang perlu diperhatikan dari ARTO dan GoTo terutama dari sinerginya dan bagaimana keduanya dapat benefit satu sama lain," tutur Farras. Secara umum, menurut Farras, GoTo masih belum merancang dengan jelas strategi yang akan dijalankan untuk bisa mencapai profitabilitas. Melihat dari neraca keuangannya, dengan adanya IPO ini, GoTo masih harus terus membutuhkan pendanaan untuk bisa "
burn money" dengan
burn rate saat ini. Terlebih lagi, menurut Farras,
revenue/gross merchandise volume (GMV) yang lebih kecil daripada kompetitornya, yakni Grab dan Sea Ltd. Oleh sebab itu, IPO GoTo dapat akan memberikan sentimen positif, tetapi jika kinerjanya justru menurun signifikan, maka harga saham-saham yang terkait juga berpotensi terdampak.
Baca Juga: Meski Catatkan Rugi Bersih, Analis Yakin Kinerja GoTo Akan Membaik Berdasarkan prospektus,
gross transaction value (GTV) GoTo per September 2021 tercatat Rp 414 triliun. GTV GoTo ini telah meningkat signifikan sejak 2018 yang tercatat hanya Rp 154,9 triliun. Kemudian, pendapatan GoTo per September 2021 mencapai Rp 3,40 triliun, naik dari periode sama tahun 2020 sebesar Rp 2,34 triliun. Akan tetapi, nilai rugi bersih GoTo mencapai Rp 11,58 triliun, naik dari periode yang sama tahun 2020 sebesar Rp 10,43 triliun. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati