KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Startup
financial technology (fintech) dan pembayaran digital PT Cashlez Worldwide Indonesia Tbk berencana melakukan penawaran umum perdana alias
initial public offering (IPO) di rentang harga Rp 298-Rp 358. Cashlez akan IPO pada 8 April 2020 dan mencatatkan diri di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 20 April 2020. Dari hasil IPO, Cashlez menargetkan bisa menghimpun dana sekitar Rp 90 miliar-Rp 100 miliar. Jumlah saham yang akan ditawarkan sebanyak-banyaknya 300 juta saham atau sebanyak-banyaknya 20,29% dari modal ditempatkan dan disetor penuh. Adapun nilai nominal ditetapkan Rp 12 per saham. Selain itu, Cashlez juga akan menerbitkan waran dengan rasio 1:1.
Baca Juga: Sepuluh dari 18 emiten IPO 2020 masuk daftar efek syariah Presiden Direktur Cashlez Tee Teddy Setiawan menyampaikan, perusahaannya telah resmi mendapatkan izin dari Bank Indonesia (BI) dan akan bisa melakukan pengembangan bisnis melalui IPO ini. Seluruh dana yang akan dihimpun tersebut rencananya sebanyak 48,57% digunakan untuk mengakuisisi saham PT Softorb Technology Indonesia (STI) dan sisanya akan digunakan sebagai modal kerja. Cashlez berencana mengakuisisi 51% saham STI. "Cashlez itu fokus di
back-end, di belakang. Sedangkan kami perlu
front-end yang bisa mem-
feed kami transaksi, salah satunya yang dilakukan oleh STI untuk
providing front end yang mereka punya. Jadi secara integral bisnis ini berkesinambungan. Dan harus 51% mayoritas, supaya kami bisa lebih sinergi lagi dari segi ikeuangan bisa dikonsolidasi agar lebih sehat," jelas Teddy saat
due diligence meeting dan
public expose, Senin (16/3).
Baca Juga: Pasar modal anjlok, DPLK alihkan investasi ke deposito dan surat utang Cashlez menunjuk PT Sinarmas Sekuritas sebagai penjamin pelaksana emisi. Direktur Sinarmas Sekuritas Kerry Rusli menambahkan dengan rentang harga tersebut valuasi Cashlez berada di sekitar 13,5 kali, dengan rata-rata valuasi industri serupa 50 kali. Dia menggunakan
gross transaction volume (GTV) dalam perhitungan valuasinya. "Sedikit tambahan saja Cashlez ini jebolan IDX Incubator," imbuh dia.
Sedangkan Sumitomo Corporation sebagai pemegang saham menyatakan bahwa pihaknya sangat antusias bahwa Cashlez menjadi perusahaan Fintech Payment Gateway pertama yang akan melakukan IPO. Pihaknya meyakini bahwa sistem pembayaran akan semakin dibutuhkan di era baru yang akan datang seperti
mobility-as-a-sevice (Maas). Sumitomo berharap Cashlez akan menjadi unicorn pertama di industri pembayaran Indonesia.
Baca Juga: Imbas corona, triliunan dana asing menguap dari pasar saham Indonesia Pada periode 31 Oktober 2019, Cashlez membukukan pendapatan bersih sebesar Rp 11,73 miliar atau meningkat 96,07% secara tahunan (yoy). Peningkatan pendapatan bersih disebabkan oleh peningkatan volume transaksi yang diproses. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati