Bakal IPO, Menthobi Karyatama (MKTR) Kejar Kenaikan Pendapatan 10% Tahun Ini



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Menthobi Karyatama Raya Tbk bersiap melantai ke Bursa Efek Indonesia (BEI). Perusahaan ini akan menggunakan kode MKTR dan melakukan penawaran umum perdana (IPO) dengan melepas sebanyak-banyak 2,5 miliar saham. Nilai itu setara dengan 20,83% dari modal ditempatkan dan disetor MKTR setelah IPO.

Direktur Utama Menthobi Karyatama, Harry Mohammad Nadir mengungkapkan, Menthobi Karyatama Raya akan memasang harga penawaran umum perdana dalam rentang Rp 100–Rp 150 setiap saham.

Dengan demikian, maka MKTR berpotensi meraup Rp 375 miliar. Perusahaan akan menggunakan dana hasil IPO sebesar 95,01% untuk penyertaan saham. Rinciannya 6,67% kepada anak usaha PT Menthobi Hijau Lestari, 1,67% diberikan pada PT Menthobi Agro Raya.


Penyertaan juga akan dilakukan pada PT Menthobi Transtitian Raya sekitar 1,67%. Lalu, sekitar 85% bakal diberikan kepada PT Menthobi Makmur Lestari. Sisanya sekitar 4,99% akan digunakan perseroan untuk modal kerja, yang meliputi, pembiayaan kegiatan operasional MKTR dan pembelian Tandan Buah Segar (TBS) dari pihak ketiga.

Baca Juga: Fast Food Indonesia (FAST) Pastikan Harga Ayam Goreng KFC Tak Naik Tahun Ini

Dalam IPO ini, Menthobi Karyatama Raya juga akan menerbitkan waran seri I sebanyak-banyaknya 2,5 miliar atau setara dengan 26,31%. Seluruh dana dari pelaksaan waran seri I bakal dipakai MKTR untuk modal kerja dan kebutuhan operasional perusahaan.

MKTR menunjuk Danatama Makmur Sekuritas sebagai penjamin emisi efek. Sekadar informasi, Menthobi Karyatama Raya berfokus pada pengelolaan hasil perkebunan.

VP Investment Banking PT Danatama Makmur Sekuritas, Denny Saliman melihat, Menthobi Karyatama Raya merupakan perusahaan di bidang agronisnis yang sangat solid dengan aset yang prospektif dan secara produksi terus bertumbuh.

Harry melanjutkan secara kinerja produksi MKTR juga terus mengalami peningkatan. Hingga September 2022, produksi fresh fruit bunch (FFB) inti sudah sebanyak 81.543 ton. Ia memperkirakan hingga akhir tahun bisa mencapai angka 119.536 ton atau tumbuh 7,97% dari total produksi pada tahun lalu 110.702 ton.

Kemudian, calon emiten ini juga telah memproduksi sebanyak 33.221 ton CPO hingga September 2022. Harry menargetkan hingga tutup tahun bisa mencapai 42.816 ton atau naik 1,41% dari produksi tahun lalu 42.219 ton.

Sementara produksi inti sawit (PK), hingga September 2022 sudah mencapai 5.715 ton dan ditargetkan mencapai 7.200 ton sampai akhir tahun 2022. Adapun pada tahun lalu produksi PK tercatat sebanyak 6.966 ton.

Direktur MKTR Wawan Sulistyawan menambahkan, perusahaan ini juga berharap mampu mencetak pertumbuhan pendapatan sebesar 10% pada tahun ini, dari pendapatan tahun lalu Rp 512 miliar. Hingga September 2022, calon emiten ini sudah membukukan pendapatan Rp 490 miliar.

Baca Juga: Laba Wismilak Inti Makmur (WIIM) Melesat 78,46% di Semester III 2022

"Target pendapatan secara estimasi akan menyentuh Rp 565 miliar dengan asumsi di harga rata2 sekarang. Tren harga kan naik, mungkin bisa lebih baik dari target," ujarnya dalam paparan publik, Jumat (21/10).

Manajemen MKTR optimistis kinerja akan terus meningkat sejalan dengan beberapa keunggulan perusahaan, misalnya saja dari segi profil tanaman berada dalam puncak produktif. Selanjutnya perusahaan ini juga terus menjalin hubungan baik dengan masyarakat setempat dan melaksanakan usaha yang ramah lingkungan.

Guna memacu kinerja, MKTR juga akan menjaga utilisasi pabrik kernel oil, memperluas kemitraan dengan petani, dan mengimplementasikan teknologi berkelanjutan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi