Bakal Kelola Blok CPP, Bumi Siak Pusako (BSP) Targetkan Peningkatan Produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Blok migas Coastal Plains and Pekanbaru (CPP) bakal resmi beralih pengelola pada 9 Agustus 2022 mendatang. Pengelolaan yang sebelumnya dipegang Badan Operasi Bersama (BOB) PT Pertamina Hulu Energi (PHE) dan PT BSP bakal beralih 100% dikelola oleh PT BSP.

Direktur Utama PT Bumi Siak Pusako Iskandar mengungkapkan, ada sejumlah skema yang bakal dilakukan dalam upaya meningkatkan produksi pasca alih kelola pada 9 Agustus 2022 mendatang.

"Jika eksplorasi-eksplorasi kami berhasil, dengan high case bisa hampir 50 ribu barel. Sedangkan low case lebih dari 20 ribu barel," ungkap Iskandar dalam Rapat Dengar Pendapat (RDP) bersama Komisi VII DPR RI, Senin (14/2).


Iskandar melanjutkan, secara khusus sejak tahun 2020 hingga saat ini PT BSP telah melakukan esclusive operation bersama PHE. Dalam kegiatan ini, PT BSP menggelontorkan investasi secara khusus untuk pengeboran sumur eksplorasi dan eksploitasi. Untuk tahun ini tercatat ada 15 sumur pengembangan dan eksplorasi serta 1 sumur eksploitasi yang bakal dilakukan.

Baca Juga: Harga Minyak Mentah Meroket, Ini Dampaknya ke Anggaran Pemerintah

Sementara itu, Direktur Pengembangan dan Produksi PHE Taufik Adityawarman mengungkapkan, kerjasama ini juga sebagai upaya untuk memastikan transisi jelang alih kelola dapat berlangsung dengan baik.

"Harapannya ke depan operator baru dalam hal ini BSP bisa melanjutkan program-program kerja yang diharapkan baik oleh SKK maupun Ditjen Migas untuk menjaga kesinambungan produksi," terang Taufik.

Deputi Operasi SKK Migas Julius Wiratno mengungkapkan, penurunan produksi memang terjadi untuk Blok CPP dari awal masa produksi hingga saat ini. Tercatat, produksi yang semula ada dikisaran 40 ribu barel per hari (bph) pada tahun 2002 kini hanya mencapai 8 ribu bph.

Julius mengungkapkan, ini merupakan natural decline. Selain itu, sejumlah implementasi teknologi telah dilakukan selama ini. Upaya ini diklaim mampu menjaga tingkatan penurunan agar tak merosot lebih jauh. "Kalau tidak usaha-usaha ekstra decline-nya menjadi 17% tapi kita sekarang decline-nya 7%. Itu indikasi bahwa kita memang implementasi teknologi yang ada saat itu," jelas Julius.

Baca Juga: Kata Ekonom CORE Soal Kenaikan HBA dan Minyak Mentah ke Penerimaan Negara

Julius pun memastikan, ke depannya jika ada kemajuan teknologi maka itu juga bakal diterapkan untuk Blok CPP. SKK Migas secara khusus menargetkan agar produksi yang saat ini sebesar 8.300 bph dapat meningkat menjadi 9.000 bph.

Sekedar informasi, PT Bumi Siak Pusako merupakan Badan Usaha Milik Daerah (BUMD) dimana Pemerintah Provinsi Riau memiliki saham sebesar 18%, Kabupaten Siak sebesar 72,29%, Kampar sebesar 6,02%, Pelalawan sebesar 2,41% dan Pemko Pekanbaru sebesar 1,21%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .