Bakal produksi masker, Sinar Mas utamakan kebutuhan paramedis dan pemerintah daerah



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Group Sinar Mas bakal memproduksi masker tiga lapis alias masker 3 ply bermerek Medishield by Paseo dalam waktu dekat. Pada nantinya, masker yang diproduksi akan diprioritaskan untuk memenuhi kebutuhan paramedis, internal perusahaan serta pemerintah daerah.

Pemenuhan kebutuhan masker untuk paramedis dilakukan melalui pemerintah dengan berkoordinasi dengan Kementerian Kesehatan dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Dengan demikian, Group Sinar Mas belum akan menjual masker yang diproduksi secara komersial.

“Ke depannya, kalau ini sudah terpenuhi semuanya, baru kita memikirkan komersialnya bagaimana, tapi untuk saat ini sepenuhnya adalah untuk misi sosial,” ujar Managing Director Sinar Mas, Gandi Sulistiyanto dalam konferensi pers Penyerahan Bantuan Penanganan Covid-19 dari Pengusaha Peduli NKRI kepada Yayasan Buddha Tzu Chi Indonesia, Senin (6/4).


Baca Juga: Perusahaan properti Grup Sinarmas catat kinerja apik di 2019

Saat ini, Sinar Mas tengah mengawal proses pengiriman mesin-mesin produksi dari China. Harapannya, mesin-mesin ini sudah bisa masuk minggu ini sehingga bisa segera digunakan untuk memproduksi masker pada minggu ketiga atau keempat bulan April, atau selambat-lambatnya pada bulan Mei tahun ini.

Pada nantinya, kegiatan produksi masker akan dilakukan oleh salah satu entitas anak usaha Asia Pulp & Paper (APP) Grup Sinar Mas, yakni PT The Univenus yang memiliki pabrik di Cikupa. Untuk tahap awal, mesin produksi akan memiliki kapasitas sekitar 1,8 juta masker per bulan.

Namun demikian, Sinar Mas membuka kemungkinan untuk kembali meningkatkan kapasitas produksi masker menjadi sebanyak 3 juta masker per bulan apabila diperlukan.

Menyoal investasi yang digelontorkan, Gandi mengaku belum mengantongi data investasi yang dianggarkan perusahaan untuk memproduksi masker di Indonesia,

“Investasinya sampai hari ini kita belum mengantongi angkanya berapa, kami tidak menghitung, kami juga tidak melakukan feasibility studies karena kan ini kebutuhannya mendesak, harus cepat,” terang Gandi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari