KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI) bakal meminta restu pada pemegang sahamnya untuk melakukan stock split. Agenda tersebut akan dibawa dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada besok 19 September 2023. Seperti diketahui, bank yang berdiri pada tahun 1946 ini bakal memecah nominal sahamnya dengan rasio 1:2. Artinya, satu saham lama akan menjadi dua saham baru. Aksi korporasi ini membuat nilai nominal saham emiten bank pelat merah ini akan berubah menjadi Rp 3.750 per saham. Sebelumnya, harga per sahamnya senilai Rp 7.500.
Dalam RUPSLB ini, BNI juga akan perubahan susunan pengurus perusahaan. Berdasarkan informasi yang beredar, akan ada perubahan posisi komisaris yang dilakukan. Namun, belum ada informasi pasti terkait siapa yang bakal dirombak. Menjelang pelaksanaan RUPSLB tersebut, pergerakan saham BNI ditutup terkoreksi 1,32% pada 18 September 2023 dan secara year to date (YtD) hanya tumbuh 1,36%. Harga saham BNI ditutup di level Rp 9.350 per saham. Baca Juga: BNI Akan Minta Restu Stock Split pada RUPSLB yang Digelar Selasa (19/9) Direktur Pilarmas Investindo Sekuritas Maximilianus Nico Demus mengungkapkan bahwa saat ini BNI masih memiliki fundamental yang baik. Itu pun akan mendorong saham BNI bakal banyak diminati saat pelaksanaan stock split nantinya. Secara fundamental, BNI mencatat laba naik 17% secara tahunan (yoy) di semester I-2023 menjadi Rp 10,3 triliun. Itu ditopang pertumbuhan kredit, meskipun masih mini yaitu sekitar 4,9% yoy menjadi Rp 650,8 triliun. “Ini akan menjadi perhatian investor karena nanti harganya lebih murah dan likuiditas bertambah,” ujar Nico. Lebih lanjut, ia menilai saham BNI ini memiliki prospek pertumbuhan yang bagus secara jangka panjang. Meskipun, volatilitas harga saham tak akan terhindarkan ketika di awal-awal pelaksanaan stock split. Oleh karenanya, ia masih merekomendasikan untuk mengoleksi saham tersebut termasuk bagi para investor. Adapun, target harga yang ditetapkan untuk saham BNI mencapai Rp 11.400 per saham.
BBNI Chart by TradingView