Bakrie & Brothers (BNBR) Siap Kerek Kinerja Lini Bisnis EBT



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) bersiap mengerek kinerja lini bisnis energi baru dan terbarukan (EBT).

Terbaru, BNBR menandatangani nota kesepahaman atau memorandum of understanding (MoU) dengan Envision Energy International Ltd soal pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Terapung (Floating Solar Power Plant) dan Pembangkit Listrik Tenaga Bayu (PLTB) atau Wind Power Plants.

Direktur & CFO BNBR Roy Hendrajanto M. Sakti mengatakan, proyek berkapasitas masing-masing 200 Mega Watt (MW) ini merupakan salah satu langkah strategis BNBR dalam mendukung akselerasi transisi energi di Indonesia.


Kedua proyek tersebut direncanakan akan mulai dilaksanakan dalam 2 – 3 tahun mendatang. 

 Baca Juga: Saham Emiten Bakrie Menghijau, Dapat Sentimen Positif dari Kunjungan Prabowo ke China

"Bagi BNBR, proyek ini tidak hanya berkontribusi pada transisi energi, tetapi juga menjadi recurring income yang stabil di masa mendatang, yang tentu saja setelah beroperasi akan meningkatkan kinerja BNBR secara keseluruhan," ungkap Roy kepada Kontan, Rabu (13/11).

Roy menjelaskan, pengembangan bisnis ketenagalistrikan dan EBT dijalankan BNBR melalui anak usaha Bakrie Power dan cucu usaha Helio Synar Energi.

Melalui BP-Helio, BNBR telah menggarap sejumlah proyek EBT seperti Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) Hybrid Selayar sebesar 1,3 MWp yang dilengkapi Battery Energy Storage System (BESS) berkapasitas 870 kWh. Proyek ini merupakan PLTS Hybrid pertama di Indonesia dan dikembangkan bersama dengan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN).

Selanjutnya, terdapat beberapa proyek rooftop solar panel untuk segmen komersial dan industrial, seperti di PT Braja Mukti Cakra sebesar 386 kWp dan PT. Bakrie Pipe Industries sebesar 500 kWp.

Kemudian, BNBR juga memiliki pengalaman dalam proyek panas bumi seperti Pembangkit Listrik Tenaga Panas Bumi (PLTP) Ngebel sebesar 3x55 MW dan PLTP Sokoria sebesar 30 MW.

"Di samping rencana proyek pembangkit listrik hybrid 600 MW, BP-Helio menargetkan pemasangan rooftop solar PV sebesar 2 – 3 MW dalam 2 tahun ke depan," jelas Roy.

Sebagai wujud pengembangan bisnis di bidang energi hijau, saat ini BNBR mengembangkan beberapa lini bisnis baru.

Pertama, PT Helio Synar Energi yang berfokus pada pengembangan pembangkit EBT dan Stasiun Pengisian Kendaraan Listrik (EV Charger)

Kedua, PT VKTR Teknologi Mobilitas yang berfokus pada manufaktur kendaraan listrik untuk bus dan truk (Electric Vehicle)

Ketiga, PT Modula Sustainability Indonesia yang berfokus pada sustainable building.

Melansir laporan keuangan di keterbukaan informasi BEI, Jumat (25/10), BNBR mencetak laba sebesar Rp 636,27 miliar hingga September 2024, melonjak 416,76% dari periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 123,12 miliar.

Pendapatan bersih perusahaan mencapai Rp 2,72 triliun per kuartal III-2024, turun 11,58% dari posisi yang sama tahun lalu senilai Rp 3,07 triliun. Beban pokok pendapatan perusahaan mencapai Rp 2,06 triliun, ambles dari Rp 2,46 triliun.

Alhasil, laba kotor BNBR tercatat Rp 655,66 miliar atau naik 6,8% dari Rp 613,90 miliar di periode yang sama tahun lalu.

Dalam rinciannya, pendapatan utama perusahaan utamanya ditopang infrastruktur dan manufaktur sebesar Rp 2,60 triliun, turun dari posisi yang sama tahun lalu sebesar Rp 2,99 triliun.

Kemudian, jasa pabrikasi dan konstruksi tercatat naik dari Rp 72,03 miliar menjadi Rp 95,09 miliar. Perdagangan, jasa dan investasi mencapai Rp 18,44 miliar turun dari Rp 15,65 miliar.

Baca Juga: Emiten Mengalap Cuan Dari Kerja Sama Bisnis Indonesia-China

Selanjutnya: Midea Umumkan 3 Orang Pemenang Grand Prize of Midea Buy.Win.Fly 2.0 ke Inggris

Menarik Dibaca: 15 Rekomendasi Infused Water untuk Diet Menurunkan Berat Badan dan Membakar Lemak

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati