JAKARTA. Lampu yang selama dua bulan terakhir ini menyala kuning, kini sudah berubah menjadi merah bagi Grup Bakrie. Hingga jatuh tempo bulan ini, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) gagal membayar utang senilai Rp 145 miliar. Penyebabnya adalah: kesulitan likuiditas yang membelit BNBR dan jatuhnya harga saham yang menjadi jaminan utang itu.Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali mengatakan, perusahaannya berutang Rp 189 miliar ke Recapital Securities dan Rp 10 miliar ke Aldira. Dari jumlah itu, BNBR sudah membayar Rp 45 miliar ke Recapital. Namun, sisanya belum mereka lunasi, termasuk utang ke Aldira. "Gagal bayar kami ke Aldira Rp 10 miliar dan ke Recapital Rp 134,9 miliar," kata Yuanita dalam paparan publik BNBR.Sebaliknya, Presiden Direktur Recapital Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, ia sudah merestrukturisasi utang BNBR. "Memang sudah jatuh tempo, tapi kami perpanjang hingga akhir Desember 2008," katanya kepada KONTAN, kemarin. Recapital akan berunding ulang soal bunga utang itu tapi BNBR boleh mencicilnya. Rosan optimistis, BNBR bisa melunasi utang itu dan ia tak perlu mengeksekusi jaminannya.
Bakrie & Brothers Gagal Membayar Utang Rp 145 Miliar
JAKARTA. Lampu yang selama dua bulan terakhir ini menyala kuning, kini sudah berubah menjadi merah bagi Grup Bakrie. Hingga jatuh tempo bulan ini, PT Bakrie & Brothers Tbk (BNBR) gagal membayar utang senilai Rp 145 miliar. Penyebabnya adalah: kesulitan likuiditas yang membelit BNBR dan jatuhnya harga saham yang menjadi jaminan utang itu.Direktur Keuangan BNBR Yuanita Rohali mengatakan, perusahaannya berutang Rp 189 miliar ke Recapital Securities dan Rp 10 miliar ke Aldira. Dari jumlah itu, BNBR sudah membayar Rp 45 miliar ke Recapital. Namun, sisanya belum mereka lunasi, termasuk utang ke Aldira. "Gagal bayar kami ke Aldira Rp 10 miliar dan ke Recapital Rp 134,9 miliar," kata Yuanita dalam paparan publik BNBR.Sebaliknya, Presiden Direktur Recapital Rosan Perkasa Roeslani mengatakan, ia sudah merestrukturisasi utang BNBR. "Memang sudah jatuh tempo, tapi kami perpanjang hingga akhir Desember 2008," katanya kepada KONTAN, kemarin. Recapital akan berunding ulang soal bunga utang itu tapi BNBR boleh mencicilnya. Rosan optimistis, BNBR bisa melunasi utang itu dan ia tak perlu mengeksekusi jaminannya.