Bakrie Capital peroleh hak siar Piala Dunia 2014



JAKARTA. Bagi para penggemar sepak bola, kabar gembira datang dari Bakrie. Bakrie Capital Indonesia (BCI) mendapatkan hak siar atau media right license untuk sepak bola Piala Dunia tahun 2014 di Brasil. Bakrie mendapatkan hak menyalurkan berlangsungnya Piala Dunia itu ke tujuh media seperti: TV berbayar, TV terestrial, radio, mobile, internet, nonton bareng, dan media access.

Irwan Hendarmin, Manajer Strategis dan Kreatif BCI menuturkan, Bakrie resmi mendapatkan restu dari FIFA sejak Juni 2011. Sayangnya, ia enggan menyebutkan nilai perolehan hak siar tersebut. BCI berjuang dengan mengalahkan pesaing untuk mendapatkan hak siar itu karena sepak bola punya daya tarik yang tinggi sebagai tontonan,

Irwan bilang, BCI tidak akan memonopoli hak siar tersebut, hanya kepada media di grup BCI seperti, TVOne dan ANTV. "Kami akan membuka kesempatan untuk semua televisi untuk menyiarkannya," katanya kemarin.


Oleh karena itu, BCI akan menggelar lelang sublicense hak siar Piala Dunia pada tanggal 26 Oktober 2011. Hak siar tersebut terkait pertandingan sepak bola selama satu bulan yaitu mulai tanggal 12 Juni sampai 13 Juli 2014, dengan total 64 pertandingan termasuk opening dan closing ceremony hingga partai final.

Makanya, mulai tahun 2012, BCI akan menggelar kampanye pemasaran melalui kegiatan Samba Carnival, dan coaching clinic bertajuk Road to Brazil.

Agar lebih fokus, BCI akan membentuk tim khusus dengan nama B-Plus untuk menggarap berbagai kegiatan untuk event ini. "Tim ini beranggotakan eksekutif BCI serta tenaga-tenaga profesional," tandas Irwan.

Liga Indonesia ke MNC

Bila Piala Dunia 2014 jatuh ke Bakrie, hak siar Liga Indonesia 2011/2012 dikuasai oleh PT Media Nusantara Citra (MNC) Tbk.

Nana Puspa Dewi, Direktur Pengelola Program dan Penjualan MNC mengatakan, MNC telah meneken kontrak dengan PT Liga Prima Sportindo sebagai pengelola Indonesia Premier League (IPL) atau Liga Indonesia selama tiga tahun ke depan.

Nana menuturkan, tayangan sepakbola bisa mendatangkan keuntungan bagi perusahaan. Ia mencontohkan ketika MNC mendapatkan hak siar sepak bola piala AFF 2010. "Kami memperoleh rating hingga 40%, dengan share pemirsa sebesar 80%," ujar dia.

Untuk penyelenggaraan Liga Indonesia, kata Nana, sejumlah perusahaan consumer good sudah menyatakan minatnya untuk menjadi sponsor dalam acara ini. Salah satunya Coca Cola Indonesia.

Abi Hasantoso, Kepala Media IPL menuturkan, Coca Cola adalah calon kuat untuk menjadi sponsor utama liga Indonesia. "Jika kami sepakat, Coca Cola akan mendapatkan hak nama (naming right) atas liga ini," ungkapnya.

Abi bilang, Liga Indonesia memerlukan dana hingga Rp 500 miliar untuk satu musim. Karena tidak boleh lagi menggunakan dana dari pemerintah, IPL akan sepenuhnya bergantung pada dana dari perusahaan swasta.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.