Bakrie Pipe bangun pabrik coating sendiri



JAKARTA. Produsen pipa baja PT Bakrie Pipe Industries membenamkan dana US$ 10 juta atau sekitar Rp 130 miliar, untuk membangun pabrik pelapis (coating) pipa baja. Sumber dana akan diamil dari kas internal.

Fasilitas coating pipa baja ini berlokasi di Bekasi, Jawa Barat, dekat dengan pabrik baja Bakrie Pipe. Rencananya, Mei nanti pabrik beroperasi.

Tujuan pembangunan pabrik coating pipa baja untuk meningkatkan efisiensi dan menambah lini produksi. Sebelumnya, Bakrie Pipe terpaksa memakai jasa perusahaan lain untuk melapisi pipa bajanya. "Sekarang kami coating sendiri dan selain itu juga bisa mengerjakan coating pesanan orang lain," ujar Mas Wigrantoro Roes Setiyadi, Presiden Direktur PT Bakrie Pipe Industries, Kamis (9/4).


Namun demikian, Bakrie Pipe belum menghitung potensi tambahan omzet jika lini produksi anyar itu beroperasi. Yang pasti, pabrik coating itu berkapasitas 800.000 meter persegi (m²) per tahun.

Asal tahu saja, Bakrie Pipe menjual mayoritas produksi pipanya atau 65%, ke perusahaan sektor minyak dan gas (migas). Barulah sisanya, 35% antara lain dijual ke perusahaan sektor konstruksi dan water treatment. Klien bisnisnya ada di dalam negeri dan luar negeri.

Lantaran menyasar berbagai sektor usaha, bisnis Bakrie Pipe tak terlepas dari perkembangan sejumlah sektor tersebut. Misalkan industri migas sedang naik daun, belanja pipa baja untuk eksplorasi minyak akan meningkat. Begitu juga jika industri lain yang sedang tumbuh.

Manajemen perusahaan ini mengejar target pertumbuhan pendapatan 12% tahun ini. Tahun lalu, Bakrie Pipe mengaku mencetak pendapatan Rp 3,5 triliun. Artinya pendapatan tahun 2015 sekitar Rp 3,92 triliun. Sebagai informasi, pendapatan perusahaan itu di 2013 adalah Rp 3 triliun.

Kinerja kuartal-I loyo

Meski mencanangkan target pertumbuhan dobel tahun ini, catatan kinerja perusahaan itu di kuartal I-2015 mengecewakan. Tanpa menyebutkan nilainya, manajemen Bakrie Pipe bilang pendapatan triwulan pertama tahun ini 60% di bawah target.

Bakrie Pipe menuding musabab kinerja tak memuaskan itu karena beberapa proyek pemerintah belum banyak yang ditawarkan. "Ini karena presiden baru jadi banyak pabrik yang belum jalan. Harapannya di kuartal II banyak proyek mulai jalan jadi bisa mengejar ketertinggalan yang kemarin," ujar Wigrantoro.

Selain itu, Bakrie Pipe juga mengeluhkan hal sama di industri pipa baja dalam negeri. Perusahaan itu keder harus bersaing dengan serbuan pipa baja impor dengan harga jual 25% lebih murah. Sebab harga baja lokal tak kompetitif adalah bunga bank yang tinggi, tarif dasar listrik dan pelemahan rupiah.

Untuk diketahui kebutuhan pipa baja nasional sebesar 1,5 juta ton. Adapun kapasitas produksi nasional mencapai 900.000 ton pipa baja per tahun. Ironisnya, utilisasi produksi dalam negeri nasional hanya 60%-70%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan