JAKARTA. PT Bakrie Power akan menggandeng perusahaan listrik swasta asal Korea yaitu Korea Electricity Power Company (KEPCO) untuk membangun proyek pembangkit listrik. Rencananya Bakrie Power akan membentuk Joint Venture (perusahaan patungan) guna membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sangatta, Kalimantan Timur dengan kapasitas 2x100 Megawatt (MW)."Kita akan memiliki saham mayoritas dalam kerjasama tersebut," ujar Presiden Direktur Bakrie Power Ali Herman Ibrahim di sela-sela acara seminar peluang investasi kelistrikan pasca terbitnya UU No 30 tahun 2009, Rabu (24/3).Menurut Ali, alasan untuk menggandeng KEPCO lantaran perusahaan listrik negeri gingseng tersebut memiliki pengalaman yang bagus dalam pengembangan listrik swasta. Saat ini, seluruh proses perijinan sudah diperoleh dari Pemerintah Daerah Kalimantan Timur sementara dari pihak Bakrie sendiri pun proses persiapan teknis sudah siap untuk membangun. "Sekarang tinggal bagaimana negosiasi harga dengan Power Purchase Aggrement (PPA) dengan PLN sebagai offtaker,"tuturnya.Ali mengatakan, Bakrie Power akan memiliki porsi saham sebesar 65%. Sedangkan 35% sisanya dimiliki oleh Kepco. Nantinya, PLTU tersebut akan di bangun di sekitar wilayah pertambangan batu bara Kaltim Prima Coal (KPC).Untuk menyelesaikan proyek tersebut, Bakrie Power memiliki waktu 3 tahun. Jika tidak ada aral melintang, waktu mulai pembangunannya adalah 2013 sehingga bisa dirampungkan pada tahun 2016. Ali menghitung, nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai US$ 350 juta hingga US$ 400 juta. "Kita ajukan harga ke PLN diatas US$6,5 sen per kwh,"kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bakrie Power gandeng KEPCO untuk investasi sebesar US$ 400 juta
JAKARTA. PT Bakrie Power akan menggandeng perusahaan listrik swasta asal Korea yaitu Korea Electricity Power Company (KEPCO) untuk membangun proyek pembangkit listrik. Rencananya Bakrie Power akan membentuk Joint Venture (perusahaan patungan) guna membangun Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) di Sangatta, Kalimantan Timur dengan kapasitas 2x100 Megawatt (MW)."Kita akan memiliki saham mayoritas dalam kerjasama tersebut," ujar Presiden Direktur Bakrie Power Ali Herman Ibrahim di sela-sela acara seminar peluang investasi kelistrikan pasca terbitnya UU No 30 tahun 2009, Rabu (24/3).Menurut Ali, alasan untuk menggandeng KEPCO lantaran perusahaan listrik negeri gingseng tersebut memiliki pengalaman yang bagus dalam pengembangan listrik swasta. Saat ini, seluruh proses perijinan sudah diperoleh dari Pemerintah Daerah Kalimantan Timur sementara dari pihak Bakrie sendiri pun proses persiapan teknis sudah siap untuk membangun. "Sekarang tinggal bagaimana negosiasi harga dengan Power Purchase Aggrement (PPA) dengan PLN sebagai offtaker,"tuturnya.Ali mengatakan, Bakrie Power akan memiliki porsi saham sebesar 65%. Sedangkan 35% sisanya dimiliki oleh Kepco. Nantinya, PLTU tersebut akan di bangun di sekitar wilayah pertambangan batu bara Kaltim Prima Coal (KPC).Untuk menyelesaikan proyek tersebut, Bakrie Power memiliki waktu 3 tahun. Jika tidak ada aral melintang, waktu mulai pembangunannya adalah 2013 sehingga bisa dirampungkan pada tahun 2016. Ali menghitung, nilai investasi untuk proyek tersebut mencapai US$ 350 juta hingga US$ 400 juta. "Kita ajukan harga ke PLN diatas US$6,5 sen per kwh,"kata dia.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News