KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk mengincar peningkatan kinerja. Tahun ini, emiten sawit berkode saham UNSP itu mengejar kenaikan pendapatan sekitar 18%-20% dibanding realisasi tahun 2021 lalu. “Strateginya adalah produktivitas yang berkelanjutan,” ujar Direktur UNSP, Andi W. Setianto dalam acara paparan publik yang digelar Jumat (12/8). Sebagai pembanding, pada tahun 2021 lalu, UNSP membukukan penjualan neto Rp 3,97 triliun dengan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 128,68 miliar menurut laporan keuangan perusahaan.
Baca Juga: Optimistis Bisnis CPO Lebih Baik di 2022, Ini Strategi Bisnis Bakrie Sumatera (UNSP) Dus, menurut hitungan kasar Kontan.co.id, UNSP bakal membukukan pendapatan Rp 4,68 triliun - Rp 4,76 triliun di tahun 2022 jika target ini berhasil direalisasi. Sepanjang tiga bulan pertama tahun ini, UNSP sudah membukukan penjualan neto Rp 1,19 triliun, naik 51,19% dibanding realisasi penjualan periode sama tahun 2021 yang sebesar Rp 788,95 miliar. Seturut penjualan yang mendaki, UNSP berhasil membukukan laba neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk sebesar Rp 24,51 miliar di periode Januari-Maret 2022. Sebelumnya, UNSP membukukan rugi neto yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk Rp 310,87 miliar di Januari-Maret 2021. Volume penjualan sebagian lini produk perusahaan sejatinya tidak banyak mengalami peningkatan atau bahkan mengalami penurunan di 3 bulan pertama 2022. Hanya saja, seturut kenaikan harga jual rata-rata alias average selling price (ASP) yang terjadi pada sebagian besar lini produk perusahaan, kinerja topline UNSP ikut terdongkrak. Misalnya saja salah satu lini penyumbang terbesar dalam total penjualan UNSP, yakni minyak sawit mentah atau crude palm oil (CPO). Data perusahaan mencatat, volume penjualan CPO UNSP relatif tidak banyak berubah, yakni naik tipis dari semula 27.492 metrik ton (MT) pada Januari-Maret 2021 menjadi 27.616 MT di Januari-Maret 2022.
UNSP Chart by TradingView