Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) tetap fokus pada penjualan domestik



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Di tengah tren kenaikan harga minyak kelapa sawit atau crude palm oil (CPO), emiten perkebunan PT Bakrie Sumatera Plantations Tbk (UNSP) memilih fokus untuk mengembangkan bisnis di dalam negeri.

Direktur Bakrie Sumatera Plantations Andi W. Setianto menyebut, seluruh hasil produksi CPO milik UNSP dijual ke pasar domestik. Hal ini dilakukan lantaran UNSP mendukung program hilirisasi pemerintah yang mengutamakan pemanfaatan CPO untuk kepentingan dalam negeri.

Program tersebut meliputi pengolahan CPO menjadi berbagai macam produk turunannya hingga pemanfaatan CPO untuk biodiesel 30% atau B30. Dengan demikian, kebijakan tersebut akan berdampak pada berkurangnya pasokan CPO di pasar global sehingga mampu mendongkrak harga CPO di masa mendatang. “Di saat harga CPO sedang tinggi seperti ini, kami tetap fokus kepada produktivitas yang berkelanjutan,” imbuh dia, Senin (4/1).


Manajemen UNSP sendiri menargetkan volume produksi CPO di tahun 2021 sebesar 143.000 ton atau meningkat sekitar 25% dari target produksi CPO perusahaan di tahun 2020 sebesar 114.000 ton.

Baca Juga: Ini alokasi capex Bakrie Sumatera Plantations (UNSP) untuk tahun 2021

Pihak UNSP belum bisa membeberkan realisasi volume produksi CPO hingga akhir tahun lalu. Sedangkan hingga kuartal III-2020, volume produksi CPO UNSP turun 11,4% (yoy) menjadi 81.056 ton. Tingkat ekstrasi CPO UNSP juga turun dari 20,8% per kuartal III-2019 menjadi 20,7% per kuartal III-2020.

Namun, berkat kenaikan harga jual rata-rata atau average selling price (ASP) CPO, UNSP mampu membukukan kenaikan penjualan neto sebesar 21,83% (yoy) menjadi Rp 1,73 triliun per kuartal III-2020. Akan tetapi, rugi bersih UNSP membengkak 320,09% (yoy) menjadi Rp 782,42 miliar pada periode yang sama.

Dalam berita sebelumnya, Andi turut menuturkan, UNSP menyiapkan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp 360 miliar pada tahun 2021. Dari jumlah tersebut, Rp 150 miliar di antaranya dialokasikan untuk kegiatan penanaman kembali atau replanting secara bertahap. Adapun dana capex sebesar Rp 210 miliar akan digunakan untuk kebutuhan pabrik, infrastruktur, hingga perizinan usaha.

Selanjutnya: Penguatan harga CPO topang penjualan Bakrie Sumatera Plantations (UNSP)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .