Bakrie: Tak mudah membereskan default utang BUMI



JAKARTA. Grup Bakrie menegaskan, saat ini semua utangnya masih dapat ditangani dengan bantuan dari kreditur.

Bakrie pada pekan lalu menunda pembayaran kupon surat utang jangka panjang (long-term issue rating) obligasi BUMI senilai US$ 700 juta. Kondisi itu menyebabkan lembaga pemeringkat Standard & Poor's Rating Services (S&P), memangkas peringkat surat utang BUMI dari "CCC-" ke "D" alias default.

BUMI semestinya membayar bunga obligasi yang diterbitkan anak usaha, Bumi Investment Pte. Ltd., tersebut pada 6 Oktober 2014.


Bahkan, BUMI juga sebenarnya diberikan masa tenggang (grace period) selama 30 hari hingga 7 November 2014 untuk membayar bunga tersebut. Nyatanya, manajemen BUMI menyatakan baru akan membayar bunga obligasi pada 28 November mendatang.

"Diskusi secara umum menunjukkan bahwa pihak kreditur memahami bahwa tidak mudah memperbaiki kondisi utang BUMI. Mereka mengetahui bahwa aset BUMI sangat berharga, masalahnya adalah harga batubara belum membaik, dan saya yakin akan segera membaik," jelas Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie melalui email kepada Bloomberg.

Sekadar informasi, harga batubara saat ini sudah ambles 26,6% pada tahun ini menjadi US$ 61,85 per ton.

Sementara itu, berdasarkan data Bloomberg, harga surat utang BUMI senilai US$ 700 juta dengan kupon 10,75% yang jatuh tempo pada Oktober 2017 tak banyak mencatatkan perubahan pada pukul 12.02 waktu Hong Kong di level 30,841 sen US dollar. Kemarin, harga surat utang ini turun 4,82 sen dalam lima hari menjadi 30,802 sen. Ini merupakan level terendah sejak September 2010.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie