Bakrie tunda bawa pulang BUMI



JAKARTA. Transaksi pemisahan investasi Grup Bakrie di Asia Resource Minerals (ARMS), dulu bernama Bumi Plc, kembali molor. Grup Bakrie berani menawar pembelian kembali (buyback) saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) dari Asia Resource Minerals Plc (ARMS) dengan harga premium, namun tak kunjung mampu merealisasikannya.Dalam pernyataan di situs resmi ARMS, Rabu (12/2), manajemen perusahaan asal London itu menyatakan telah menerima permintaan Grup Bakrie untuk menunda penyelesaian transaksi buyback saham BUMI dari jadwal semula, pada 21 Februari 2014 mendatang. "Kami sedang berdiskusi dengan Grup Bakrie untuk menelaah alasan penundaan ini, sekaligus mengambil keputusan atas permintaan ini berdasarkan dalih-dalih (Bakrie)," tulis manajemen ARMS.Tak urung, penundaan ini merupakan yang keempat kalinya diminta Grup Bakrie. Pada awalnya, transaksi perceraian ini sudah dilakukan pada 15 Januari 2014. Namun, tanpa menyebut alasannya, Grup Bakrie, kata manajemen ARMS, tidak bisa menyelesaikan transaksi tepat waktu.Akhirnya, transaksi ditunda hingga 17 Januari 2013. Namun, pada saat itu, transaksi belum juga bisa selesai dan kembali mundur hingga 20 Januari 2014. Manajemen ARMS kemudian memberikan perpanjangan kepada Grup Bakrie untuk menyelesaikan buyback BUMI hingga 21 Februari ini. Ternyata, Bakrie kembali gagal memenuhi tenggat tersebut.Chris Fong, Juru Bicara Grup Bakrie menyatakan, pihaknya sejatinya tetap berkomitmen untuk menyelesaikan transaksi sesuai dengan tenggat waktu, yakni 21 Februari 2014. Namun, "Kami menghadapi hambatan bahwa harga saham BUMI saat ini hampir sepertiga dari harga pembelian yang disepakati dengan ARMS," jelas Fong kepada KONTAN.Sekadar mengingatkan, dalam perjanjian jual beli bersyarat atau conditional sales and purchase agreement (CSPA) antara Bakrie-ARMS Juli 2013 lalu, nilai 29,2% saham BUMI disepakati US$ 501 juta. Kesepakatan ini membuat nilai 29,2% saham BUMI masuk kategori premium. Menurut ARMS, nilai buku 29,2% saham BUMI per 31 Desember 2012 "hanya" US$ 372 juta. Penundaan beberapa kali itu tentunya membuat skema penyelesaian transaksi menjadi berantakan.Pada Januari lalu, Bakrie mesti sepakat untuk mentransfer dana yang ada di rekening escrow (escrow account) ke rekening ARMS. Hal ini akan dilakukan pada 23 Januari 2014.Dalam ketentuan anyar tersebut, kedua belah pihak sepakat, dana tersebut akan dikembalikan jika Asia Resources melanggar perjanjian jual beli saham alias share sale and purchase agreement yang dinilai material.Sekadar mengingatkan, pada perjanjian sebelumnya, ARMS baru bisa menarik dana escrow ketika transaksi selesai. Jumlahnya sebesar US$ 50 juta. Dana ini merupakan dana awal yang harus disetor Bakrie sebagai jaminan.Jika transaksi batal, maka dana akan dikembalikan. Adapun, bank yang ditunjuk untuk menyimpan dana tersebut adalah Deutsche Bank AG, cabang Singapura.Selain itu, disepakati pula, BUMI tidak menggelar rapat umum pemegang saham (RUPS) sebelum transaksi pemisahan selesai. Termasuk, seperti RUPS yang digelar BUMI pada 20 Desember 2013 dan 10 Januari 2014.Penundaan penyelesaian transaksi ini turut mempengaruhi perjanjian antara Samin Tan melalui Ravenwood Acquisition Company Limited (RACL) dan Raiffeisen Bank International AG (RBI). "RACL dan RBI tengah dalam pembicaraan untuk memperpanjang ketersediaan pinjaman," jelas manajemen ARMS, pada Januari lalu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Yuwono Triatmodjo