KONTAN.CO.ID - LONDON. Inggris kini tengah diserang oleh virus Strep A. Data terkini, lima anak lagi dilaporkan meninggal dunia akibat serangan Strep A. Melansir Daily Mail, data Badan Keamanan Kesehatan Inggris (UKHSA) menunjukkan, 21 anak di Inggris meninggal akibat infeksi bakteri yang biasanya ringan. Dua anak di Wales dan satu di Irlandia Utara juga telah kehilangan nyawa mereka. Sehingga menjadikan jumlah kematian di Inggris sejauh musim dingin ini menjadi 24 anak.
Korban termasuk Muhammad Ibrahim Ali, 4 tahun dari Buckinghamshire, dan Hannah Roap, 7 tahun dari Wales. Meski rendah, jumlah anak di Inggris yang meninggal akibat Strep A lebih tinggi dari yang diperkirakan untuk tahun ini. Pada 2017-2018, 27 anak di bawah 18 tahun meninggal akibat penyakit tersebut selama musim dingin terakhir yang buruk. Bakteri Strep A dapat menyebabkan berbagai infeksi lain, termasuk impetigo, demam berdarah, dan radang tenggorokan. Baca Juga: Anak Sering Sakit saat Musim Hujan, Begini Cara Jitu Mencegahnya Sementara sebagian besar infeksi relatif ringan, dalam kasus yang sangat jarang, bakteri dapat menyebabkan Streptokokus Grup A invasif (iGAS). Dua bentuk paling parah dari penyakit invasif ini adalah necrotising fasciitis dan sindrom syok toksik streptokokus. Keduanya bisa membunuh. Data menunjukkan kasus iGAS sudah mencapai lima kali lebih tinggi dari musim dingin lalu. Namun level yang terlihat musim ini telah melampaui setiap puncak yang terlihat dalam enam tahun terakhir. Biasanya, terjadi lonjakan kasus iGAS setiap tiga hingga empat tahun sekali. Namun social distancing selama pandemi Covid dianggap telah mengganggu siklus ini. Beberapa ahli menilai, hal ini telah menyebabkan beberapa anak muda mengalami pengurangan kekebalan terhadap Strep A. Baca Juga: 3 Cara Konsumsi Jahe agar Efektif Mengobati Pilek dan Flu Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), tingginya tingkat virus pernapasan lainnya - termasuk flu, RSV dan norovirus - juga dapat menempatkan anak-anak pada risiko koinfeksi Strep A yang lebih tinggi, membuat mereka lebih rentan terhadap penyakit parah.