Balai Kemenperin di Banjarbaru Beri Layanan Jasa Industri Wilayah Kalsel dan Kalteng



KONTAN.CO.ID - Kementerian Perindustrian melalui Unit Pelaksana Teknis (UPT) yang berada di berbagai wilayah Indonesia, terus berkomitmen untuk meningkatkan mutu dan mengembangkan layanan jasa teknis melalui terobosan inovasi layanan publik dan menjalin kerja sama dengan pelaku industri. Upaya strategis ini diyakini akan meningkatkan daya saing industri nasional sehingga mampu kompetitif di kancah global.

“Dengan transformasi Baristand Industri menjadi Balai Standardisasi dan Pelayanan Jasa Industri (BSPJI), diharapkan dapat lebih optimal dalam melayani industri di seluruh wilayah Indonesia khususnya bidang pengujian kalibrasi dan sertifikasi untuk mendukung daya saing industri dalam negeri,” kata Kepala Badan Standardisasi dan Kebijakan Jasa Industri (BSKJI) Doddy Rahadi di Jakarta, Minggu (8/5).

Salah satu peran balai yang tengah dioptimalkan adalah BSPJI Banjarbaru, yang memberikan pelayanan jasa industri di wilayah Kalimantan Selatan dan Kalimantan Tengah. BSPJI Banjarbaru saat ini telah memiliki empat Laboratorium Pengujian, yakni Laboratorium Lingkungan, Laboratorium Mikrobiologi, Laboratorium Kayu, dan Laboratorium Aneka Komoditi. Status laboratorium uji sudah terakreditasi sesuai SNI ISO/IEC 17025:2017 dan telah teregisterasi oleh Kementerian Lingkungan Hidup.


“Dengan didukung sumber daya manusia yang kompeten, BSPJI Banjarbaru juga telah menambah ruang lingkup akreditasi pengujiannya pada tahun 2021, dengan total ruang lingkup meliputi AMDK, garam konsumsi beryodium, air permukaan, air limbah, udara ambien, pupuk NPK, pupuk fosfat alam, pupuk KCl dan papan partikel,” sebut Doddy.

Pada tahun yang sama, diluncukan pula sebuah inovasi berupa aplikasi si-Biru untuk mempermudah pelanggan dalam melakukan pendaftaran layanan jasa teknis secara online, yang dapat diakses melalui smartphone dan komputer tanpa terkendala di masa pandemi Covid 19.

“Selain laboratorium pengujian, BSPJI Banjarbaru mempunyai Laboratorium Kalibrasi (LK-326-IDN) dengan ruang lingkup akreditasi enclosure (oven dan inkubator). Pada tahun 2022, kami merencanakan penambahan ruang lingkup akreditasi, yaitu pH dan massa untuk lebih memperluas ruang lingkupnya,” ungkap Doddy.

Sementara itu, di bidang sertifikasi produk, BSPJI Banjarbaru memiliki lembaga sertifikasi produk (LSpro) yang telah berdiri sejak tahun 2017 dan sudah diakreditasi oleh KAN dengan ID LSPr-059-IDN. Selama perjalanannya dalam kurun lima tahun terakhir, BSPJI Banjarbaru telah melayani sertifikasi beberapa industri di wilayah Kalimantan Selatan secara independen dan kompeten, beroperasi secara profesional sesuai dengan pedoman ISO/IEC 17065:2012, di bawah pengawasan langsung Dewan Pembina yang terdiri dari wakil-wakil dari berbagai pihak yang terkait seperti asosiasi industri dan pemerintah.

“LSpro di BSPJI Banjarbaru mempunyai tujuh ruang lingkup SNI Produk (SNI Wajib), yakni minyak goreng sawit, air mineral, air demineral, air minum embun, garam konsumsi beriodium, pupuk npk padat dan pupuk posfat alam,” imbuhnya.

Pemberdayaan industri halal

Menurut Doddy, BSPJI Banjarbaru juga turut berkontribusi dalam menjalankan amanah perundang-undangan dalam memperkuat ekonomi nasional melalui pemberdayaan industri halal yang berfokus pada pengaturan, fasilitasi, pembinaan, serta pengawasan industri halal melalui pembentukan Lembaga Pemeriksa Halal (LPH) yang akan disertifikasi pada tahun 2022.

“Keberadaan Laboratorium Halal yang dimiliki BSPJI Banjarbaru ini merupakan terobosan baru dalam memberikan layanan terpadu kepada industri yang membutuhkan layanan laboratorium untuk pemeriksaan kehalalan produk,” ujarnya.

Di samping itu, BSPJI Banjarbaru terus mendukung tumbuhnya wirausaha industri baru supaya dapat berdaya saing global. Salah satu langkah strategisnya adalah mendorong transformasi kepada pelaku industri kecil dan menengah (IKM) agar dapat memanfaatkan teknologi dan menciptakan inovasi melalui program pendampingan pada Inkubasi Bisnis Teknologi (IBT) Banua Innovation.

IBT Banua Innovation mampu menjadi pusat inkubasi bisnis teknologi khususnya industri pangan, kerajinan dan sasirangan yang bersifat dinamis, inovatif, dan kompetitif, sebagai upaya untuk pengembangan bisnis dan perluasan market bagi industri. “IBT Banua Innovation merupakan salah satu wadah untuk melakukan optimalisasi pemanfaatan teknologi industri,” jelas Doddy.

Lebih lanjut, kegiatan di IBT Banua Innovation didukung dengan fasilitas, sarana dan prasarana, SDM, pelatihan, pengujian, sertifikasi, kalibrasi dan Sentra Hak Kekayaan Intelektual yang dimiliki oleh BSPJI Banjarbaru. “Saat ini BSPJI memiliki tiga tenant, yaitu Halal Feast (bumbu instan), Rabita (tas sasirangan), dan Najwa Banjarbaru (tas rajut),” tandasnya.

Pada masa inkubasi bisnis, tenant tersebut akan mendapatkan pendampingan teknologi produksi dan pengolahan, manajemen, akses pasar, dan fasilitas pembiayaan. Selain itu, dalam rangka peningkatan kapabilitas hasil kolaborasi dalam rangka pengembangan industri serta peningkatan peran balai dalam pengembangan industri yang berdaya saing.

Sejalan dengan tekad pemerintah dalam meningkatkan pertumbuhan industri nasional yang berdaya saing global, BSPJI Banjarbaru pun berkomitmen untuk meningkatkan kualitas manajemen industri dan kompetensi sumber daya manusia melalui kegiatan Bimbingan Teknis (Bimtek). Bimtek yang bersifat sharing knowledge di BSPJI Banjarbaru di antaranya mengenai Pemahaman SNI ISO 9001:2015 dan Teknik Audit Internal Sistem Manajemen SNI ISO 19011:2018 yang merupakan suatu dukungan bagi peningkatan daya saing industri.

“Melalui kegiatan Bimtek tersebut dapat diberikan kiat-kiat aplikasi melalui contoh praktis yang sesuai dengan jenis dan karakteristik industri  peserta, dengan tujuan akhir terjadinya efektivitas dan efisiensi sumber daya yang digunakan industri, yang akhirnya akan mendukung meningkatnya daya saing industri nasional,” papar Doddy.

Pada tahun 2021, BSPJI Banjarbaru telah meberikan layanan pengujian sebanyak 6268 sample kepada 438 pelanggan. Selanjutnya memfasilitasi sertifikasi kepada 20 industri, melakukan kalibrasi empat alat, dan menggelar 11 kegiatan pelatihan dengan diikuti sebanyak 567 peserta. “Pelayanan jasa industri seperti pengujian, sertifikasi, optimaliasi industri, konsultansi dan kalibrasi terus dikembangkan dengan tagline Bersahabat, Siap Memberikan Pelayanan yang Prima kepada Industri,” pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti