Balas dendam, Iran tembak puluhan roket ke dua pangkalan udara AS di Irak



KONTAN.CO.ID - TEHERAN. Pentagon mengumumkan, Iran menembakkan puluhan roket ke dua pangkalan udara AS-Irak Rabu pagi waktu Baghdad. Ini merupakan aksi balas dendam pertama Iran terhadap pembunuhan Jenderal Qassem Soleimani oleh pasukan Amerika pekan lalu.

Korps Pengawal Revolusi Islam sebelumnya mengklaim bertanggung jawab atas serangan itu, yang Pentagon katakan diluncurkan dari Iran dan menargetkan pangkalan Ayn al-Asad di Irak barat dan fasilitas lain di Erbil. Tidak jelas apakah ada kerusakan besar atau korban jiwa dari serangan itu.

Baca Juga: Harga emas melonjak ke atas US$ 1.600 setelah serangan Iran


"Kami menyadari laporan serangan terhadap fasilitas AS di Irak," kata Sekretaris Pers Gedung Putih Stephanie Grisham dalam sebuah pernyataan. "Presiden telah diberi pengarahan dan sedang memantau situasi dengan cermat dan berkonsultasi dengan tim keamanan nasionalnya."

Departemen Pertahanan mengatakan pangkalan-pangkalan sudah dalam keadaan siaga tinggi.

"Ketika kami mengevaluasi situasi dan respons kami, kami akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan personel, mitra, dan sekutu AS di kawasan ini," demikian menurut pernyataan Pentagon seperti yang dikutip Bloomberg.

Baca Juga: Iran serang pangkalan AS di Irak, harga minyak melejit lebih dari 3%

Saham berjangka AS langsung anjlok menyusul tersiarnya berita ini, di mana kontrak berjangka indeks Standard & Poor 500 turun 0,8%. Emas melonjak 1,5% dan harga minyak naik.

Pangkalan Ayn al-Asad adalah fasilitas utama AS di negara ini. Wakil Presiden Mike Pence telah mengunjunginya akhir tahun lalu dan Presiden Donald Trump berada di sana pada Desember 2018.

Korps Pengawal Revolusi Islam mengatakan bahwa aksi balas dendam lebih lanjut akan dilakukan terkait pembunuhan Soleimani pekan lalu. Ia menyebut serangan itu sebagai awal operasi "Martir Soleimani".

"IRGC mengumumkan kepada Setan besar AS bahwa respons apa pun akan disambut dengan rasa sakit dan kehancuran yang jauh lebih besar," kata IRGC dalam sebuah pernyataan di situs web Sepah News-nya.

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie