KONTAN.CO.ID-JAKARTA. Kinerja emiten klub sepak bola Bali United, PT Bali Bintang Sejahtera Tbk (
BOLA) mengalami penurunan pada kuartal I 2024. Tercatat, BOLA membukukan pendapatan sebesar Rp 56,55 miliar pada kuartal I 2024 atau turun sekitar 31,87%
year on year (YoY) dari raihan periode sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 83,01 miliar. Direktur BOLA Yohanes Ade mengatakan, penurunan kinerja juga terjadi di sisi
bottom line di mana laba yang dapat diatribusikan kepada entitas induk pada kuartal I-2024 mencapai Rp 16,59 juta.
Raihan ini merosot tajam dari raihan kuartal I 2023 yang mencapai Rp 36,65 miliar.
Baca Juga: BEI: Susul Bali United, Satu Klub Bola Bakal Gelar IPO di 2024 "
Revenue yang turun sedangkan
operating expense kita banyak yang
fixed, jadi
revenue yang turun ini tidak dapat menutupi beban operasi yang fixed dan yang kedua dari
other income-nya kita lihat turun di kuartal I-2024 dibandingkan kuartal I 2023," kata Yohanes dalam Public Expose BOLA, Senin (27/5). Yohanes menjelaskan, biaya operasi pada kuartal I 2025 mencapai Rp 74,9 miliar, atau turun dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang mencapai Rp 82 miliar. Sementara itu, BOLA membukukan rugi operasi sebesar Rp 18,36 miliar. Sebelumnya, BOLA sukses membukukan laba operasi mencapai Rp 975,78 juta. Merujuk paparan manajemen BOLA, penurunan pendapatan selama tiga bulan pertama tahun ini salah satunya disebabkan oleh penurunan pendapatan dari sponshorship. Pada kuartal I 2024, pendapatan dari sponshorship mencapai Rp 8,5 miliar atau turun ketimbang raihan kuartal I 2023 yang mencapai Rp 45 miliar. Adapun, pendapatan pada tiga bulan pertama tahun ini yang sebesar Rp 56,55 miliar bersumber dari club management sebesar 55,1%, sport agency sebesar 43,5% dan pendapatan lainnya sebesar 1,4%. Presiden Direktur BOLA Yabes Tanuri mengatakan, pihaknya masih optimistis kinerja pada tahun ini dapat bertumbuh positif.
"Perusahaan optimistis di tahun 2024 akan lebih baik tidak hanya dari pemasukan bola saja tapi juga dari kontribusi (lini bisnis lain)," ujar Yabes.
Meski demikian, manajemen BOLA enggan merinci lebih jauh besaran belanja modal yang disiapkan. Yohanes mengutarakan, sampai saat ini manajemen masih fokus untuk investasi pada lini bisnis eksisting. "Belanja modal ada tapi tidak signifikan, kecil sekali," pungkas Yohanes. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Anna Suci Perwitasari