JAKARTA. Pemerintah akan menggenjot pembangunan infrastruktur di Bali. Ini demi kelancaran perhelatan internasional International Monetary Fund (IMF) - World Bank (WB) Annual Meeting di Bali pada 8 - 14 Oktober 2018. Segala persiapan dibahas dalam rapat terbatas pada Rabu (3/5) di Kantor Presiden, Jakarta Pusat. Rapat terbatas ini membahas tentang perkembangan persiapan Indonesia dalam perhelatan acara penting tersebut. "Banyak sekali yang dibicarakan tadi, terutama hal-hal teknis, seperti hotel, konsumsi, dan akomodasi," kata Darmin Nasution, Menteri Koordinator (Menko) Perekonomian usai rapat terbatas kemarin.
Menurut Darmin, pemerintah akan fokus mempersiapkan infrastruktur yang layak guna kelancaranĀ
annual meetingĀ tersebut. Tak tanggung-tanggung, pemerintah akan mengalokasikan dana dari anggaran pendapan dan belanja negara (APBN) hingga Rp 1 triliun. "Sebagian dana tersebut ada dari APBN tahun ini dan APBN tahun depan. Karena pembenahan infrastruktur sudah mulai jalan," terang Darmin. Alokasi anggaran berasal dari lintas kementerian. Mereka antara lain Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Kementerian Pariwisata, hingga Kementerian Perhubungan. Anggaran terbesar berasal dari Kementerian PUPR untuk pengadaan infrastruktur. Pemerintah berencana membuat jalan under-pass untuk sarana lalu lintas dan mengantisipasi kemacetan. Selebihnya, alokasi dana tersebut digunakan untuk pengadaan transportasi selama acara berlangsung dan keperluan lainnya. "Untuk hotel dan akomodasi di luar acara, semua ditanggung oleh peserta. Yang jelas, kita persiapkan infrastruktur yang layak. Kan tidak enak, ada tamu dari luar datang, jalanan macet," ujar Darmin. Akan ada sekitar 15.000 tamu penting yang akan hadir pada acara tersebut. Oleh karena itu, pemerintah juga tengah mempersiapkan rekomendasi sejumlah tempat wisata bagi para tamu. Diharapkan, pertemuan ini bisa menjadi sarana promosi pariwisata Indonesia, selain Bali yang sudah mendunia.
Ekonom Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Eko Listianto berharap, pemerintah memanfaatkan acara ini untuk menggenjot sektor pariwisata. Pemerintah juga harus memanfaatkan ajang ini untuk mendorong kerjasama investasi di sektor riil yang banyak menyerap tenaga kerja. "Jadi tidak hanya sebagai event untuk menunjukkan bahwa ekonomi Indonesia tangguh dan mampu keluar dari krisis," kata Eko. Beberapa sektor riil yang dapat didorong kerjasamanya, misal menawarkan kerjasama investasi hilirisasi agroindustri, kerjasama investasi di bidang teknologi informasi, kerjasama pariwisata, dan tentu saja mendorong peran UMKM untuk mempromosikan produknya di acara ini. "Akan datang ribuan pejabat publik dan staff IMF-WB, ini harus dioptimalkan," jelas Eko. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia