Bali ekspor perhiasan senilai US$ 4,13 juta



DENPASAR. Bali mengekspor berbagai jenis perhiasan (permata) ke pasaran luar negeri senilai US$ 4,13 juta selama bulan Februari 2015. Nilai ini lebih tinggi 7,7% dibanding Januari yang tercatat senilai US$ 3,83 juta.

"Namun jika dibandingkan bulan yang sama tahun sebelumnya (Februari 2014), perolehan devisa tersebut menurun 15,81%," kata Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Bali Panasunan Siregar di Denpasar, Rabu (15/4).

Ia mengatakan, permata dalam bentuk berbagai jenis perhiasan untuk wanita hasil sentuhan tangan-tangan terampil prajin Bali paling banyak diserap pasaran Singapura yakni 31,45%.


Selain itu juga diserap pasaran Amerika serikat 12,16%, Jepang 0,42%, Australia 2,91%, Perancis 1,91% , Spanyol 18,67%, Hong Kong 1,95%, Italia 3,96%, Inggris 2,94 persen dan Belanda 6,85%.

Sedangkan 21,48% sisanya diserap oleh berbagai negara lainnya, karena permata yang dikombinasikan dengan cincin, bros dan aneka jenis perhiasan wanita lainnya sangat disenangi konsumen luar negeri.

Panasunan Siregar menambahkan, hasil perhiasan dibuat dalam berbagai bentuk rancang bangun (disain) yang ditekuni perajin Desa Celuk, Batubulan, Kabupaten Gianyar, selain menembus pasaran luar negeri juga sangat diminati wisatawan mancanegara dalam liburannya ke Pulau Dewata.

Hasil produksi sentuhan tangan-tangan terampil perajin Bali itu berupa aneka jenis perhiasan untuk wanita dari semua umur, berupa cincin, kalung, perhiasan telinga dan anggota tubuh lainnya.

Panasunan Siregar menambahkan, Bali sebagai daerah tujuan wisata yang menerima kunjungan hampir empat juta wisatawan mancanegara setiap tahunnya merupakan salah satu pasaran potensial bagi hasil industri kecil dan kerajinan rumah tangga, termasuk perhiasan (permata).

Hampir setiap wisatawan mancanegara yang pulang ke negaranya setelah menikmati liburan di Bali membeli oleh-oleh hasil kerajinan yang digeluti masyarakat setempat.

Ni Putu Cinderawati, seorang pengusaha cindera mata Perhiasan di Desa Celuk, Kabupaten Gianyar dalam kesempatan terpisah menjelaskan, Singapura paling banyak membeli hasil perhiasan dari Pulau Dewata, karena dijual kembali kepada wisatawan yang berkunjung ke negara itu.

Singapura merupakan pusat periwisata internasional yang banyak mendatangkkan pelancong sehingga memerlukan matadagangan bernilai seni yang secara khusus mendatangkan dari Bali.

Oleh sebab itu pengusaha negara tetangga itu paling banyak membeli aneka barang perhiasan berbahan baku perak dan emas buatan pengrajin Bali, untuk dijual kembali kepada wisatawan mancanegara yang singgah di negeri itu. (IK Sutika)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia