Bali Towerindo fokus garap menara mini



JAKARTA. PT Bali Towerindo Sentra Tbk (BALI) mulai melebarkan jangkauan bisnis. Selain ke luar wilayah Bali, perusahaan ini juga mulai fokus pada pengerjaan menara telekomunikasi ukuran kecil atau biasa disebut microcell pole (MCP).

Direktur Utama Bali Towerindo, Robby Hermanto menjelaskan, MCP adalah pemancar sinyal berukuran 20 meter. Sedangkan menara konvensional seperti self support tower (SST) punya ketinggian hingga 300 meter. Alhasil, MCP tak butuh ruang banyak.

"Makanya, menara ini cocok ditempatkan di kota padat," katanya, Jumat (12/6). Perusahaan ini tengah membidik kota-kota besar sebagai sasaran utama, yaitu Jakarta, Bekasi, Semarang, Sleman dan Bantul. Sebagian besar MCP yang disusung Bali Towerindo bakal berada di sekitar Jakarta.


Bali Towerindo sendiri sudah memperoleh izin mendirikan menara mini (MCP) sebanyak 2.500 titik di sekitar Jakarta. Dari jumlah tersebut, pihaknya sudah mendirikan 900 menara mini. Sementara untuk wilayah lain, perusahaan ini sudah mengempit izin mendirikan MCP di Bekasi sebanyak 200 titik, Semarang 200 titik, serta Bantul dan Sleman sebanyak 300 titik.

Seluruh titik pendirian menara mini menjadi agenda ekspansi Bali Towerindo sepanjang tahun ini, Manajemen perusahaan ini membutuhkan investasi sekitar Rp 700 miliar untuk mendirikan semua MCP tersebut. Sementara itu, Bali Towerindo baru memiliki Rp 33 miliar yang diperoleh dari hasil initial public offering (IPO) beberapa waktu lalu. Jadi, sebagian kekurangan dana tersebut bakal ditutup dari pinjaman bank. Sebagian lagi dari investor yang bersedia menjadi penyokong dana.

Namun, Robby masih enggan membuka identitas calon mitra tersebut. "Sudah ada beberapa yang memulai pembicaraan, tapi masih tahap awal. Jadi, belum ketahuan juga skema kerjasamanya seperti apa," jelas Robby.

Tahun lalu, Bali Towerindo mencetak penjualan Rp 136,53 miliar dengan posisi laba bersih Rp 89,08 miliar. Hingga kuartal I tahun ini, pendapatan perusahaan ini Rp 35,85 miliar, naik 11% dibanding periode serupa tahun sebelumnya, Rp 32,08 miliar. Sementara, laba bersihnya tercatat Rp 14,33 miliar, turun 30% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya.

Perusahaan ini menjelaskan, penurunan bottom line ini lantaran banyaknya ekspansi yang dilakukan pihaknya. Seperti menambah menara telekomunikasi mini yang butuh biaya besar sehingga menekan laba bersih. "Kami targetkan pencapaian akhir tahun ini bisa sesuai dengan kinerja tahun lalu," harapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie