KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten penyedia infrastruktur menara telekomunikasi, PT Bali Towerindo Sentra Tbk (
BALI) akan mengembangkan bisnis fiber to home dan layanan digital di tahun 2023 mendatang. Direktur Utama Bali Towerindo Sentra Jap Owen Ronadhi menjelaskan, pihaknya melihat kebutuhan akan internet semakin luas dan semakin dibutuhkan sehingga perseroan akan mengembangkan
fiber to home. "Capex (capital expenditure) yang kami alokasikan sesuai dengan rencana penawaran sukuk yaitu sekitar Rp 350 miliar sampai Rp 500 miliar dan sebagian dari EBITA serta
cash flow," kata Owen dalam konferensi pers, Rabu (23/11).
Baca Juga: Bali Towerindo Sentra (BALI) akan Menerbitkan Sukuk Sebesar Rp 500 Miliar Adapun BALI akan menerbitkan Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Bali Towerindo Sentra Tahap I Tahun 2022 dengan sisa imbalan ijarah sebanyak-banyaknya sebesar Rp 500. BALI akan menawarkan tiga serti. Pertama, seri A akan ditawarkan dengan indikasi cicilan imbalan ijarah sebesar 7,37%-7,87% dengan tenor 370 hari kalender sejak tanggal emisi. Kemudian, seri B dengan indikasi cicilan imbalan ijarah 9,75%-10,25% dengan tenor tiga tahun. Terakhir Seri C akan ditawarkan dengan indikasi cicilan imbalan ijarah di kisaran 10,25% sampai dengan 10,75% dengan tenor lima. Sekitar 70% akan dipakai untuk kebutuhan belanja modal BELI dalam rangka meningkatkan kapasitas dan memperluas jaringan serta meningkatkan kualitas layanan. Jika dirincikan lagi, 70% dari dana tersebut akan digunakan untuk investasi pembangunan dan perluasan jaringan kabel serat optik Perseroan berupa jaringan Fiber to the X (FTTX). Sekitar 30% akan pakai untuk investasi pembangunan dan upgrade menara telekomunikasi jenis Microcell Pole (MCP) beserta jaringan serat optik yang menghubungkan menara-menara telekomunikasi milik BALI di Jabodetabek, Pulau Jawa dan Bali.
Baca Juga: Pendapatan Bali Towerindo (BALI) Meningkat 11,27% pada Kuartal I Sisa dari hasil penawaran sukuk ini akan pergunakan untuk modal kerja BALI untuk kegiatan operasional perseroan, seperti biaya operasional dan perawatan jaringan serta biaya pemasaran.
Wakil Direktur Utama Bali Towerindo Sentra Lily Hidayat menjelaskan instrumen sukuk merupakan opsi pendanaan yang menarik dengan imbal hasil yang fix atau tetap di tengah potensi kenaikan suku bunga. "Selain itu instrumen sukuk ini target pasarnya lebih luas sehingga kita pilih sukuk dalam opsi pendanaan kami," ucapnya. Lily bilang perseroan akan menjaga rasio leverage di bawah empat dari net debt to EBITDA. Ditambah BALI tengah mengantongi pendapatan jangka panjang melalui kontrak. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi