Bali's Big Eco Forum hasilkan rekomendasi pengelolaan sampah plastik



KONTAN.CO.ID - NUSA DUA. Plastik merupakan bahan serbaguna yang biasa dipakai pada hampir semua jenis kemasan. Namun, penggunaan plastik meninggalkan masalah besar lantaran sampahnya mencemari lingkungan.

Data World Bank menunjukkan, sampah plastik yang dihasilkan per tahun kemungkinan bertambah dari 1,3 miliar ton menjadi 2,2 miliar ton pada tahun 2025 jika tidak dikelola dengan benar.

Untuk itu, sejumlah pihak termasuk termasuk akademisi, lembaga swadaya masyarakat, komunitas dan industri memberikan beberapa rekomendasi kepada pemerintah terkait pengelolaan sampah di dalam negeri dalam Bali’s Big Eco Forum dengan tema “Sustainability for Wonderful Indonesia”.


Forum yang diselenggarakan oleh Coca-Cola Amatil Indonesia (CCAI) ini bertujuan untuk mengembangkan solusi pengolahan sampah yang komprehensif dan berkelanjutan.

Baca Juga: Pasar makin bertumbuh, Coca-Cola Amatil terus berinvestasi di Indonesia

Rekomendasi pertama dari forum tersebut adalah aksi nyata pengelolaan sampah plastik. Sebab, rencana pengelolaan sampah sebenarnya sudah dibahas cukup lama. Namun, ada berbagai kendala dalam pelaksanaannya.

Kesadaran masyarakat untuk mengelola sampah juga masih kecil. Untuk itu perlu adanya tokoh atau pemimpin di masyarakat yang dapat menggerakkan pengelolaan sampah.

Kedua, di tingkat pemerintah masih perlu harmonisasi kebijakan serta sinergi antara pemerintah pusat dengan pemerintah daerah.

Baca Juga: Kisah Dokter Yusuf yang dibayar pasien dengan 10 botol plastik

Lalu rekomendasi ketiga adalah perlunya pemerintah pusat untuk lebih aktif mendorong pemerintah daerah dan pemangku jabatan lainnya untuk mengambil tindakan dalam pengelolaan sampah, termasuk menunjang upaya daur ulang serta memberikan insentif terhadap industri yang melakukan daur ulang.

"Ini adalah sebagian besar rekomendasinya karena kami masih susun. Selanjutnya akan kami sampaikan ini ke Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman karena beliau yang mendorong kegiatan ini sebagai inisiator Garakan Indonesia Bersih dan pencetus Indonesia Nastional Plastic Action Partnership," ujar Lucia Karina, Public Affair & Communication Director Coca Cola Amatil Indonesia, Sabtu (27/7).

Safri Burhanuddin, Deputi Bidang Koordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Kemenko Bidang Kemaritiman mengatakan, salah satu dari prioritas Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman adalah meningkatkan kegiatan dan kerja sama antar pemangku jabatan melalui “Gerakan Indonesia Bersih”.

Baca Juga: Kemperin: Tak Elok benturkan isu lingkungan dengan ekonomi

Gerakan ini bertujuan untuk membudayakan perilaku hidup bersih dan sehat, serta menciptakan persepsi yang sama dalam pengelolaan sampah. Tujuannya, agar dapat memberikan dampak perubahan signifikan terhadap pola pikir masyarakat.

Lebih lanjut, Lucia berharap Bali’s Big Eco Forum bisa memberikan rencana aksi nyata yang konkrit dan bisa diimplementasikan oleh semua pihak. Salah satu aksi nyata adalah eduksi langsung ke sumber sampah, yakni rumah tangga dan sekolah.

"Kami juga akan mengajak industri lain, lembaga swadaya masyarakat dan siapa pun yang mau ikut karena ini adalah gerakan bersama," imbuhnya.

Sejak tahun 2007, CCAI sendiri sudah memulai kegiatan pengelolaan sampah di Bali melalui kegiatan Bali's Big Clean Up (BBCU). Program bersih-bersih pantai ini dilakukan setiap hari sepanjang tahun.

Baca Juga: Menteri Susi: Yang buang sampah plastik sembarangan, tenggelamkan!

Program ini telah menyingkirkan lebih dari 39 juta kilogram sampah dari pesisir pantai sepanjang 9,7 kilometer, termasuk Seminyak, Legian, Kuta, Kedonganan dan Jimbaran.

BBCU didukung oleh 75 kru dari komunitas lokal di sekitar pantai dengan 4 traktor pantai, 2 barber surf rakes, 3 truk sampah serta 150 tempat sampah jenis tiga sistem baru setiap tahunnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto