KONTAN.CO.ID - BANYUWANGI. Suara musik gamelan khas Banyuwangi mengalun di Taman Blambangan, Ahad (31/3) pagi. Alunannya sekaligus mengiringi pelepasan sekitar 1.000 peserta lomba lari yang mengambil start di taman kota itu. Ini merupakan kali pertama Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menggelar lomba lari bertaraf internasional bertajuk Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019. Dengan berkolaborasi dengan Bank Mandiri,
event tersebut merupakan upaya untuk mengembangkan pariwisata di Banyuwangi. Dan, Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019 sekaligus langkah awal menjadikan daerah berjulukan Sunrise of Java itu sebagai salah satu destinasi maraton. Bukan hanya di Indonesia, juga tujuan maraton di dunia.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas dan Sekretaris Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Imam Apriyanto Putro ikut melepas para pelari di garis start. Tak ketinggalan, Direktur Utama Bank Mandiri Kartika Wirdjoatmodjo. Yang menarik, Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019 yang melombakan tiga kategori: Half Marathon (HM), 10K, dan 5K, menawarkan pengalaman menarik selama berlari. Maklum, lomba lari ini menyuguhkan keindahan dan kearifan budaya serta masyarakat Banyuwangi. Menurut Bupati, daerahnya terus berupaya menjadikan pariwisata sebagai salah satu sektor unggulan. “Salah satunya, melalui pengemasan ajang wisata berbalut olahraga atau lazim disebut
sport tourism,” katanya. KONTAN ikut menjajal kategori 10K Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019. Empat kilometer pertama, rute lari menyusuri jalan-jalan utama di Banyuwangi yang steril dari kendaraan bermotor, dengan melewati beberapa ikon kota ini. Misalnya, Taman Ayu Wiwit. Ruang terbuka hijau ini menyatu dengan kompleks Taman Makam Pahlawan Wisma Raga Satria. Letaknya persis di depan Kantor Bupati Banyuwangi yang ada di Jalan A. Yani. Di beberapa titik, masyarakat yang berjejer di pinggir jalan menyambut hangat para pelari. Alunan musik gamelan Banyuwangi yang dimainkan beberapa murid sekolah dasar (SD) ikut membakar semangat para pelari. Selepas empat kilometer, para pelari mulai mendapat suguhan pemandangan yang berbeda. Sebab, rute lari melewati perkampungan warga yang terletak di pinggiran Kota Banyuwangi. Bahkan, sejumlah warga menyediakan minuman gratis buat para pelari. “Dalam pemilihan rute lari, kami memang ingin agar para pelari bisa menikmati keindahan wisata dan kehangatan masyarakat Banyuwangi,” ujar Azwar. Yang menarik, saat pelari melintasi kawasan persawahan dengan padi yang tampak mulai menguning. Sebab, Gunung Ijen menjadi latar belakang areal persawahan, yang bisa jadi
spot foto menarik. Satu kilometer menjelang garis finis, pelari melewati Tempat Ibadah Tri Dharma Hoo Tong Bio. Tempat ibadah berkelir merah menyala itu populer dengan sebutan Klenteng Banyuwangi dan berdiri pada 1784 silam. Ini merupakan Klenteng induk dari sembilan klenteng Chen Fu Zhen Ren yang tersebar di Jawa Timur, Bali, dan Lombok. Lewat lomba lari ini, Azwar bilang, Banyuwangi bisa menaikkan kelasnya sebagai salah satu kota yang bisa menggelar
event maraton kelas dunia. “Sehingga pariwisata di kota ini bisa semakin meningkat ke arah yang jauh lebih baik yang tentunya dapat meningkatkan ekonomi masyarakat,” ujarnya.
Apalagi, Mandiri Banyuwangi Half Marathon 2019 juga masuk dalam kalender tahunan Banyuwangi Festival. “Banyuwangi mendesain konsep
sport tourism bukan tanpa dasar. Selama ini
sport tourism terbukti efektif meningkatkan kunjungan wisatawan,” sebut Azwar. Kartika menambahkan, dukungan BUMN seperti Bank Mandiri terhadap lomba lari tersebut merupakan salah satu implementasi BUMN Hadir Untuk Negeri. Yakni, dengan aktif mengembangkan destinasi wisata baru di Indonesia. Nah, Banyuwangi merupakan kota yang indah dengan berbagai kekayaan alam dan budayanya. “Kami merasa perlu untuk ikut serta mengembangkan pariwisata di kota ini melalui olahraga lari yang sedang menjadi tren di dunia,” imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: S.S. Kurniawan