JAKARTA. Untuk mengatasi kepadatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah akan menjadikan Bandara Halim Perdanakusuma, Cawang, Jakarta Timur, sebagai basis penerbangan rute jarak pendek. Pemanfaatan Bandara Halim Perdanakusuma itu bukan hanya untuk pesawat charter tapi juga pesawat komersial berjadwal.Menteri Badan Usaha Milik Negera, Mustafa Abubakar mengatakan, selain Halim, Bandara Husein Bandung juga harus dikembangkan agar bisa melayani pesawat jenis Airbus. "Kedua bandara itu secara maksimal bisa mengurangi tekanan di Bandara Soekarno-Hatta," ungkap Mustafa.Tengku Burhanuddin, Sekjen Indonesia National Air Carrier Association (INACA) bilang, sebenarnya Halim Perdanakusuma sudah melayani rute jarak pendek dengan kapasitas pesawat di bawah 80 kursi dan lama perjalanan kurang dari satu jam. Penerbangan jarak pendek itu tidak dilayani di Bandara Soekarno-Hatta. "Bukan hanya untuk pesawat charter, pesawat berjadwal juga sudah menggunakan Halim," ungkap Tengku. Namun, Sekretaris Perusahaan AP 2 Hari Cahyono bilang, Bandara Halim bisa dipergunakan untuk penerbangan reguler tapi ada pembatasan jam penerbangan, jumlah penumpang dan jenis pesawatnya. Tapi sejauh ini baru dipergunakan untuk pesawat charter, penerbangan berjadwal belum ada.Hari menyambut baik jika akan dikembangkan jadi bandara komersial. "Tantangannya Halim itu kan bandara VIP, jadi kalau ada pejabat atau tamu negara, akan ada penutupan beberapa jam, itu akan jadi pertimbangan sendiri bagi maskapai," katanya. Ke depan, pemanfaatan Halim Perdanakusuma bisa juga dengan mengembangkan penerbangan dengan pesawat baling-baling (propeler) untuk rute Halim-Medan atau Halim-Palembang.Meski demikian, maskapai juga harus memperhitungkan potensi pasarnya. Maklum, sebagian penumpang lebih memilih Bandara Soekarno-Hatta ketimbang Bandara Halim Perdanakusuma. Untuk itulah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam melakukan pengembangan Halim Perdanakusuma harus berkoordinasi dan melibatkan pihak maskapai dan instansi lain.
Bandara Halim akan jadi basis penerbangan rute pendek pesawat komersial
JAKARTA. Untuk mengatasi kepadatan di Bandara Internasional Soekarno-Hatta, pemerintah akan menjadikan Bandara Halim Perdanakusuma, Cawang, Jakarta Timur, sebagai basis penerbangan rute jarak pendek. Pemanfaatan Bandara Halim Perdanakusuma itu bukan hanya untuk pesawat charter tapi juga pesawat komersial berjadwal.Menteri Badan Usaha Milik Negera, Mustafa Abubakar mengatakan, selain Halim, Bandara Husein Bandung juga harus dikembangkan agar bisa melayani pesawat jenis Airbus. "Kedua bandara itu secara maksimal bisa mengurangi tekanan di Bandara Soekarno-Hatta," ungkap Mustafa.Tengku Burhanuddin, Sekjen Indonesia National Air Carrier Association (INACA) bilang, sebenarnya Halim Perdanakusuma sudah melayani rute jarak pendek dengan kapasitas pesawat di bawah 80 kursi dan lama perjalanan kurang dari satu jam. Penerbangan jarak pendek itu tidak dilayani di Bandara Soekarno-Hatta. "Bukan hanya untuk pesawat charter, pesawat berjadwal juga sudah menggunakan Halim," ungkap Tengku. Namun, Sekretaris Perusahaan AP 2 Hari Cahyono bilang, Bandara Halim bisa dipergunakan untuk penerbangan reguler tapi ada pembatasan jam penerbangan, jumlah penumpang dan jenis pesawatnya. Tapi sejauh ini baru dipergunakan untuk pesawat charter, penerbangan berjadwal belum ada.Hari menyambut baik jika akan dikembangkan jadi bandara komersial. "Tantangannya Halim itu kan bandara VIP, jadi kalau ada pejabat atau tamu negara, akan ada penutupan beberapa jam, itu akan jadi pertimbangan sendiri bagi maskapai," katanya. Ke depan, pemanfaatan Halim Perdanakusuma bisa juga dengan mengembangkan penerbangan dengan pesawat baling-baling (propeler) untuk rute Halim-Medan atau Halim-Palembang.Meski demikian, maskapai juga harus memperhitungkan potensi pasarnya. Maklum, sebagian penumpang lebih memilih Bandara Soekarno-Hatta ketimbang Bandara Halim Perdanakusuma. Untuk itulah, Kementerian Perhubungan (Kemenhub) dalam melakukan pengembangan Halim Perdanakusuma harus berkoordinasi dan melibatkan pihak maskapai dan instansi lain.