Bandara Hong Kong kembali beroperasi, akses masuk terminal dibatasi



KONTAN.CO.ID - HONG KONG. Bandara Internasional Hong Kong kembali beroperasi Rabu (14/8). Otoritas salah satu bandar udara paling sibuk di dunia ini harus menjadwal ulang ratusan penerbangan yang terganggu selama dua hari terakhir.

Aksi unjuk rasa pro-demokrasi yang menduduki terminal keberangkatan memaksa otoritas Bandara Hong Kong membatalkan seluruh penerbangan pada Senin (12/8). Kemudian Selasa (13/8), mereka menangguhkan proses check-in untuk penerbangan keberangkatan.

Baca Juga: Pendemo blokir fasilitas check-in, Bandara Hong Kong tangguhkan proses keberangkatan


Pasca demonstrasi menolak Undang-Undang (UU) Ekstradisi itu, otoritas Bandara Hong Kong mendapat wewenang untuk menghentikan orang-orang yang "melanggar hukum" dan dengan sengaja menghalangi operasional bandara.

"Orang-orang juga dilarang menghadiri atau berpartisipasi dalam demonstrasi atau protes atau acara yang mengganggu ketertiban umum di bandara, selain di wilayah yang ditunjuk oleh otoritas bandara," kata otoritas Bandara Hong Kong dalam pernyataan tertulis, Rabu (14/8), seperti dikutip channelnewsasia.com.

Otoritas Bandara Hong Kong bakal melakukan kontrol atas akses ke terminal keberangkatan mulai pukul 14:00 waktu setempat. "Hanya penumpang dengan tiket pesawat atau boarding pass yang valid untuk penerbangan dalam 24 jam ke depan dan dokumen perjalanan yang valid, atau staf bandara dengan dokumen identifikasi yang relevan yang diizinkan masuk bangunan terminal hingga pemberitahuan lebih lanjut," sebut mereka.

Baca Juga: Otoritas Bandara Hong Kong batalkan semua penerbangan

Info saja, para pengunjuk rasa secara fisik menghalangi para penumpang untuk mengakses penerbangan sepanjang Selasa (14/8) sore, sebelum bentrok dengan polisi di luar terminal pada malam hari. Polisi anti-huru hara bergerak ke tengah-tengah aksi dan menggunakan semprotan merica untuk membubarkan pendemo.

Polisi mengecam tindakan kekerasan oleh pemrotes dan mengatakan, sekelompok pendemo kemarin telah melecehkan dan menyerang seorang penumpang juga jurnalis. Tapi, beberapa pengunjuk rasa menyebutkan, salah satu dari kedua orang itu adalah agen keamanan China yang menyamar sedang yang lain adalah seorang reporter dari surat kabar Tiongkok, Global Times.

Polisi menahan lima orang dalam bentrokan Selasa malam. Sehingga, jumlah pengunjuk rasa yang ditangkap sejak aksi protes bergulir mulai Juni lalu menjadi lebih dari 600 orang.

Editor: S.S. Kurniawan