JAKARTA. Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Menteri Keuangan Chatib Basri dicecar pertanyaan terkait naiknya pos subsidi bahan bakar minyak (BBM) sejumlah Rp 75 triliun yang berimbas pada pengajuan pemotongan anggaran 86 Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 100 triliun. "Mobil murah kami tengarai menggunakan BBM bersubsidi," ungkap Chatib di DPR, Rabu (21/5). Chatib menyebutkan, dua bulan lalu, kementeriannya sudah mengirim surat pada Kementerian Perindustrian untuk meminta langkah pencegahan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil murah. Hingga saat ini, ada beberapa opsi yang diajukan. Di antaranya, penggunaan nozzle dengan warna berbeda. Namun, Wakil Ketua Banggar Yasonna H. Laoly menyebut pemerintah harus cerdik mencari terobosan untuk mengatasi jatuhnya BBM bersubsidi ke tangan yang tak seharusnya.
Banggar wacanakan kota bebas BBM bersubsidi
JAKARTA. Dalam rapat kerja bersama Badan Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Menteri Keuangan Chatib Basri dicecar pertanyaan terkait naiknya pos subsidi bahan bakar minyak (BBM) sejumlah Rp 75 triliun yang berimbas pada pengajuan pemotongan anggaran 86 Kementerian/Lembaga (K/L) sebesar Rp 100 triliun. "Mobil murah kami tengarai menggunakan BBM bersubsidi," ungkap Chatib di DPR, Rabu (21/5). Chatib menyebutkan, dua bulan lalu, kementeriannya sudah mengirim surat pada Kementerian Perindustrian untuk meminta langkah pencegahan penggunaan BBM bersubsidi untuk mobil murah. Hingga saat ini, ada beberapa opsi yang diajukan. Di antaranya, penggunaan nozzle dengan warna berbeda. Namun, Wakil Ketua Banggar Yasonna H. Laoly menyebut pemerintah harus cerdik mencari terobosan untuk mengatasi jatuhnya BBM bersubsidi ke tangan yang tak seharusnya.