Namanya berbisnis, tak selamanya mendatangkan untung. Ada kalanya pula buntung. Begitu pula pengalaman Daryl Katz saat menjalankan bisnis apotek. Miliarder ini pernah merugi gara-gara salah kelola jaringan apotek SnyderS Drug yang ia beli. Bahkan Daryl pernah mengajukan kebangkrutan atas SnyderS Drug. Sempat mendapat nafas kembali, tapi tak bertahan lama. Akhirnya ia menjual jaringan apotek SnyderS Drug ke raksasa bisnis farmasi di Amerika Serikat.Daryl Katz membawa Katz Group tumbuh besar menjadi pemain toko obat yang cukup diperhitungkan di Kanada sejak tahun 1990-an. Berbagai akuisisi perusahaan toko obat ia lakukan sebagai salah satu strategi pertumbuhan anorganik. Setelah membeli hak waralaba Rexall yang cukup bergengsi di bisnis ini, sejumlah aksi lain terus ia lakukan.Tak lama berselang setelah memiliki hak untuk memasang merek Rexall, Daryl kembali berekspansi. Kali ini ia membeli jaringan apotek milik Pharma Plus yang memiliki 143 toko. Untuk akuisisi ini, ia harus merogoh kantong sebesar US$ 100 juta.
Bangkit setelah bisnisnya nyaris bangkrut (3)
Namanya berbisnis, tak selamanya mendatangkan untung. Ada kalanya pula buntung. Begitu pula pengalaman Daryl Katz saat menjalankan bisnis apotek. Miliarder ini pernah merugi gara-gara salah kelola jaringan apotek SnyderS Drug yang ia beli. Bahkan Daryl pernah mengajukan kebangkrutan atas SnyderS Drug. Sempat mendapat nafas kembali, tapi tak bertahan lama. Akhirnya ia menjual jaringan apotek SnyderS Drug ke raksasa bisnis farmasi di Amerika Serikat.Daryl Katz membawa Katz Group tumbuh besar menjadi pemain toko obat yang cukup diperhitungkan di Kanada sejak tahun 1990-an. Berbagai akuisisi perusahaan toko obat ia lakukan sebagai salah satu strategi pertumbuhan anorganik. Setelah membeli hak waralaba Rexall yang cukup bergengsi di bisnis ini, sejumlah aksi lain terus ia lakukan.Tak lama berselang setelah memiliki hak untuk memasang merek Rexall, Daryl kembali berekspansi. Kali ini ia membeli jaringan apotek milik Pharma Plus yang memiliki 143 toko. Untuk akuisisi ini, ia harus merogoh kantong sebesar US$ 100 juta.