JAKARTA. Pasca initial public offering (IPO), PT Siloam International Tbk (SILO) langsung menggeber ekspansinya. Sebagai langkah awal untuk memiliki 40 rumah sakit hingga 2017, tahun depan manajemen menyiapkan duit US$100 juta, atau setara Rp1,45 triliun (kurs tengah: Rp11.454) untuk memenuhi kebutuhan pembangunan rumah sakit. "2014, targetnya ada enam atau delapan rumah sakit di Indonesia," ucap Gershu Paul, Presiden Direktur SILO, seusai kegiatan pencatatan saham perdana SILO, Kamis (12/9). Bogor, Padang, Semarang, dan Bandung menjadi daerah-daerah yang difokuskan untuk pembangunan ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan SILO akan membangun rumah sakit di kawasan Indonesia timur. Nah, menyoal pendanaan, tentunya sumber pendanaan pembangunan rumah sakit tersebut tidak hanya diambil dari hasil IPO. Pasalnya, duit segar hasil IPO hanya diambil porsi sebesar 39% atau setara Rp546 miliar. Jumlah ini tentunya tidak bisa menutup selisih kebutuhan pembangunan rumah sakit, apalagi untuk kebutuhan pembangunan hingga 2017 mendatang. "Sisanya bisa dari sumber lain. Kami memiliki cash flow yang cukup untuk pendanaan," imbuh Gershu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bangun 8 RS, Siloam siapkan US$ 100 juta
JAKARTA. Pasca initial public offering (IPO), PT Siloam International Tbk (SILO) langsung menggeber ekspansinya. Sebagai langkah awal untuk memiliki 40 rumah sakit hingga 2017, tahun depan manajemen menyiapkan duit US$100 juta, atau setara Rp1,45 triliun (kurs tengah: Rp11.454) untuk memenuhi kebutuhan pembangunan rumah sakit. "2014, targetnya ada enam atau delapan rumah sakit di Indonesia," ucap Gershu Paul, Presiden Direktur SILO, seusai kegiatan pencatatan saham perdana SILO, Kamis (12/9). Bogor, Padang, Semarang, dan Bandung menjadi daerah-daerah yang difokuskan untuk pembangunan ini. Tapi, tidak menutup kemungkinan SILO akan membangun rumah sakit di kawasan Indonesia timur. Nah, menyoal pendanaan, tentunya sumber pendanaan pembangunan rumah sakit tersebut tidak hanya diambil dari hasil IPO. Pasalnya, duit segar hasil IPO hanya diambil porsi sebesar 39% atau setara Rp546 miliar. Jumlah ini tentunya tidak bisa menutup selisih kebutuhan pembangunan rumah sakit, apalagi untuk kebutuhan pembangunan hingga 2017 mendatang. "Sisanya bisa dari sumber lain. Kami memiliki cash flow yang cukup untuk pendanaan," imbuh Gershu.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News