Bangun Digital Capability Center (DCC), Kemperin jalin kerjasama dengan Taiwan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemenperin) sedang mengkonsep Digital Capability Center (DCC) untuk sektor industri. Rencananya, dua tahun ke depan Indonesia akan punya DCC yang bekerjasama dengan perusahaan konsultan manajemen multinasional McKinsey.

" Fasilitas ini perlu dibangun seiring degan pengembangan industri ke arah 4.0, karena di dalam negeri perlu dibangun juga devise, netwotk, dan application (DNA)," kata Menteri Perindustrian (Menperin) Airlangga Hartarto dalam rilis yang diterima Kontan.co.id, Rabu (29/5).

Pembangunan DCC akan menggandeng lembaga penelitian dan pengembangan teknologi di Taiwan bernama Industrial Technology Research Institute (ITRI). Airlangga mengatakan bentuk kerjasamanya kemungkinan akan mirip dengan DCC yang sudah ada di Singapura. Diharapkan DCC dapat dimanfaatkan oleh pelaku industri yang belum menerapkan digitalisasi, terutama industri kecil dan menengah (IKM).


Selain bekerjasama dari sisi teknologi, Kemenperin juga membidik munculnya investasi baru dari Taiwan. Pemerintah memberikan fasilitas yang dibutuhkan oleh investor, diantaranya Tax Holiday. Fasilitas ini diutamakan bagi sektor-sektor yang berpotensi membuka banyak lapangan pekerjaan, menjadi substitusi impor, dan meningkatkan ekspor.

Sejak tahun lalu, Taiwan tengah menjajaki peluang kerjasama dengan Indonesia khususnya di sektor manufaktur. Dinilai, sektor manufaktur dapat saling menguatkan perekonomian kedua negara. Sektor yang potensial untuk dikerjasamakan seperti industri perkapalan, pengolahan logam, ICT & Smart City, serta teknologi pangan di lapangan.

Adapun total perdagangan kedua negara mencapai US$ 7,4 miliar di tahun 2017 dan Taiwan berada di posisi ke 11 sebagai mitra impor maupun ekspor perdagangan global Indonesia. Sementara penanaman modal langsung dari Taiwan di Indonesia diperkirakan hingga US$ 397 juta.

Sebagai tambahan informasi, pemerintah memang tengah menggalakkan ekonomi digital karena dinilai akan menciptakan peluang baru. Berdasar penelitian McKinsey dan Pricewaterhousecoopers (PwC), pada tahun 2025 ekonomi digital bisa meningkatkan Produk Domestik Bruto (PDB) nasional sebesar US$ 150 miliar. 

Selain itu, ekonomi digital akan membutuhkan 17 juta tenaga kerja baru yang melek teknologi. Di sektor manufaktur, diproyeksikan tenaga kerja bisa bertambah 4,5 juta orang, dan 12,5 juta untuk sektor jasa pendukung industri.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi