KONTAN.CO.ID - KENDAL. PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) membangun pabrik pengolahan sampah plastik berjenis Polietilena (PET)
food-grade di Kawasan Industri Kendal. Investasi fasilitas daur ulang ini diestimasikan mencapai US$ 60 juta atau setara Rp 888 miliar (Kurs Rp 14.800/USD). Axel Schweitzer, Owner and Chairman ALBA Group Asia menyatakan, sebagai perusahaan yang sudah 50 tahun berpengalaman di Eropa dan lebih dari 20 tahun di Asia khususnya pada industri pengelolaan limbah dan daur ulang, pihaknya memperluas operasi ke Indonesia dan mendirikan fasilitas daur ulang di Kendal, Jawa Tengah. Salah satu yang menjadi pertimbangannya, Indonesia menjadi salah satu penyumbang sampah plastik laut terbesar di dunia.
Namun di sisi lain, sebagai upaya menyelesaikan permasalahan tersebut, Indonesia telah mengambil beberapa inisiatif kebijakan yang menargetkan penurunan 70% sampah plastik ke laut pada 2025 dan polusi plastik mendekati nol pada 2040.
Baca Juga: Mudah! Ini Cara Daur Ulang Sampah Plastik dan Jenis Plastik yang Bisa Didaur Ulang Schweitzer menyatakan, proyek strategis yang dibangun di Kendal ini menggunakan teknologi dari Interzero yang merupakan sister company ALBA di Jerman. “Pengoperasian pabrik ini untuk membantu Indonesia mengurangi dampak limbah plastik. Kami ingin meningkatkan jumlah pengumpulan limbah plastik di Indonesia dengan menciptakan pasar,” jelasnya dalam acara
ground breaking pabrik di Kawasan Industri Kendal, Selasa (6/6). Schweitzer menyatakan estimasi total investasi untuk membangun pabrik ini sekitar US$ 60 juta yang didukung oleh Asian Development Bank (ADB). Setelah ground breaking, untuk mempercepat pembangunan saat ini kontrak tiang pancang sudah diberikan dan telah menerima tender untuk pekerjaan konstruksi utama. Dian Kurniawati, Founder PT Tridi Oasis Group dan ALBA joint venture partner menyatakan, fasilitas pengolahan ini diproyeksikan akan mulai beroperasi pada awal 2025. Pabrik ini akan memproduksi 36.000 ton bijih plastik PET daur ulang per tahun dan membutuhkan sekitar 48.000 ton limbah botol PET setiap tahun. Limbah botol ini akan dikumpulkan dari Kendal dan wilayah di sekitarnya bekerja sama dengan pengepul lokal. Adapun pembangunan pabrik ini juga akan membuka peluang kerja baru di daerah untuk berbagai posisi teknis dan administratif yang direkrut dari wilayah Kendal dan sekitarnya. “Kami percaya kemitraan ini menjadi contoh penting bagaimana masalah sosial dan lingkungan bisa diselesaikan melalui kolaborasi strategis,” ujarnya dalam kesempatan yang sama. Dian menegaskan, kolaborasi ini dapat menciptakan lapangan kerja berkelanjutan dan menghadirkan bahan baku daur ulang plakstik untuk menciptakan ekonomi sirkular.
Baca Juga: Persoalan Produksi Sampah di Indonesia Semakin Kompleks Dico Ganinduto, Bupati Kendal menyatakan pabrik ini bukan hanya memberikan dampak bagi pertumbuhan ekonomi, melainkan juga menyelesaikan beberapa persoalan di daerah.
Dico menyatakan ada tiga hal positif yang akan didapatkan daerah dari investasi yang ditanamkan ALBA. “Pertama, ALBA merupakan perusahaan fokus menjaga lingkungan. Kedua membantu pemerintah Kendal meningkatkan nilai Sumber Daya Manusia (SDM). Ketiga, memberikan peluang bagi masyarakat Kendal memasok bahan baku pengolahan sampah PET,” ujarnya. Dico berharap ke depan proyek ini menjadi percontohan inovasi dan terobosan pengelolaan sampah di Kabupaten Kendal dan Indonesia secara umum. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .