Bangun jembatan lengkung LRT, Adhi Karya sabet dua rekor MURI



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Adhi Karya (Persero) Tbk telah melakukan pengecoran terakhir dari jembatan lengkung bentang panjang (longspan) Kuningan dalam proyek pelaksanaan pembangunan prasaranan Kereta Api Ringan/Light Rail Transit (LRT) Jabodebek.

Atas pembangunan jembatan lengkung Kuningan tersebut, Adhi Karya pun menyabet dua rekor dari Museum Rekor Indonesia (MURI).

Baca Juga: Pembangunan LRT Jabodebek tahap I capai 67,3%


Dua rekor tersebut antara lain rekor jembatan kereta box beton lengkung dengan bentang terpanjang dan radius terkecil di Indonesia, dan rekor kedua adalah rekor pengujian axial statistic loading test pada pondasi bored pile dengan beban terbesar di Indonesia.

Longspan Kuningan ini merupakan jembatan kereta dengan panjang 148 meter, bertipe box girder betin dengan radius lengkung 115 meter. Dimana, beban pengujian pondasinya sebesar 4.400 ton.

Direktur Utama PT Adhi Karya (Persero) Tbk Budi Harto pun berharap dua rekor ini menjadi pemicu Adhi Karya supaya lebih baik. “Saya ucapkan terima kasih kepada MURI, semoga pemberian penghargaan ini akan memberikan semangat kepada engineer milenial Adhi Karya untuk menatap tantangan ke depan,” ujarnya, Senin (11/11).

Baca Juga: Waskita (WSKT) dan PTPP Pangkas Target Kontrak Baru, ADHI dan WIKA Bertahan

Jembatan lengkung kuningan ini pun dirancang oleh Arvila Delitriana, salah satu insinyur lulusan Institut Teknologi Bandung. Menurut Budi, rancangan yang dibuat Arvila menyisihkan rancangan konsultan asal Perancis.

Sebelumnya, terdapat beberapa opsi desain jembatan lengkung yang ditawarkan konsultan asal Perancis tersebut yakni steelbox gifer dengan metode incremental launching, cable stayed, concentrate box gorder balanced contilever dengan kolom di tengah. Namun, tipe tersebut tak sesuai dengan kondisi di lapangan, sehingga yang dipilih adalah tipe concetrate box grider balanced cantiliver.

“Kami memilih (rancangan) srikandi asal Indonesia. Beliau sudah mendesain banyak jembatan lengkung, ini pilihan paling memungkinkan dan efisien,” tambah Budi.

Baca Juga: Perolehan kontrak baru melambat, ini kata analis soal WIKA, PTPP, ADHI dan WSKT

Arvila pun sudah berpengalaman merancang jembatan lengkung seperti jembatan Kali Kuto Semarang, jembatan layang khusus busway ruas Adam Malik,  jembatan Pedamaran 1 dan Pedamaran 2, jembatan interchange Solo Kertosono, Jembatan KA Cirebon Kroya serta Jembatan Perawang.

Atas kontribusi Arvila dalam merancang jembatan lengkung kuningan ini, Menteri Koordinator Kemaritiman dan Investasi Luhut Panjaitan dan Menteri PUPR Basuki Hadimuljono memberikan dana operasional menteri (DOM) mereka selama 1 bulan.

“Bukan jumlahnya uang. Ini sebagai salah satu wujud kebanggaan kita terhadap prestasi yg sudah ibu torehkan,” ujar Luhut.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .