JAKARTA. Perusahaan menara, PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk menganggarkan belanja modal alias
capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 450 miliar. Dana tersebut untuk ekspansi pembangunan 150 menara telekomunikasi berjenis micro cell pole (MCP). Satu unit MCP membutuhkan investasi hingga Rp 300 juta. Rencananya, sumber belanja modal tersebut berasal dari pinjaman perbankan dan kas internal, dengan komposisi 70% perbankan dan 30% kas internal. Perusahaan berkode emiten GOLD ini terus menambah jumlah MCP yang dimiliki. Tahun ini, setidaknya perseroan ingin membangun 150 MCP baru.
Paul Purawinata, Direktur Utama PT Visi Telekomunikasi Infrastruktur Tbk menyatakan, bisnis MCP tersebut sejalan dengan kebutuhan perusahaan telekomunikasi. Pembangunan akan dilakukan, ketika Visi Telekomunikasi mendapatkan pesanan pembangunan dari perusahaan telekomunikasi. Dengan demikian, pembangunan tersebut mengurangi risiko. "Pembangunan MCP nanti paling banyak ada di Jawa," ujar Paul di Bursa Efek Indonesia, Jumat (9/6). Menurutnya, ekspansi perusahaan telekomunikasi banyak terasa pada tahun ini dibandingkan ekspansi dua tahun terakhir. Oleh karena itu, dia optimistis apabila permintaan sewa tenansi MCP akan bertumbuh. Pembangunan 1 unit MCP membutuhkan waktu hingga 120 hari, terhitung juga dalam proses perizinan. Sementara secara teknikal, pembangunan MCP membutuhkan waktu 2 minggu. GOLD menargetkan, tahun ini pembangunan MCP tersebut bisa membuat aset MCP bertambah, sehingga total 400 titik.
Satu tower MCP bisa memfasilitasi hingga tiga tenant. Namun, mayoritas saat ini satu MCP diisi oleh satu tenant. Pihak manajemen juga bisa menyesuaikan kemampuan teknologi menara tersebut dengan teknologi terbaru. Untuk teknologi pada tower yang sudah ada sebelumnya, juga akan disesuaikan sesuai dengan kebutuhan, misalnya untuk memenuhi kebutuhan 4G LTE. Tower MCP dinilai memiliki kelebihan dibandingkan dengan tower telekomunikasi lain yang umumnya memiliki ketinggian 25-30 meter. Selain memiliki ketinggian yang bisa mengganggu ruang pandang, tower tersebut memiliki biaya investasi yang cukup besar. "Izin-izin di pemerintah daerah juga sulit untuk tower besar," ujar Gilang Pramono Seto, Direktur Utama PT Permata Karya Perdana. Untuk itu, pembangunan MCP dinilai menjadi strategi yang tepat. Selain bisa lebih murah, pembangunan fasilitas ini juga mudah dan cepat. Terutama dalam hal perizinan dari pemerintah daerah. "Kebutuhan lahannya juga termasuk kecil," imbuhnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Dupla Kartini