Bangun Pabrik, ALBA Tridi Targetkan Produksi 36 Ribu Ton PET Daur Ulang Tiap Tahun



KONTAN.CO.ID-JAKARTA. PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) bangun pabrik dengan nilai investasi  US$ 60 juta. Saat beroperasi penuh, pabrik ini bisa memproduksi 36 ribu ton PET daur ulang per tahun. 

PT ALBA Tridi Plastics Recycling Indonesia (ATPRI) akan terus mewujudkan komitmen Indonesia dalam mencapai net zero carbon pada tahun 2060.

Sebagai bentuk dukungan tersebut, ATPRI terus menggenjot proses pembangunan pabrik pengolahan sampah plastik berjenis Polietilena (PET) food-grade di Kawasan Industri Kendal.


Pabrik daur ulang PET senilai US$ 60 juta ini sejalan dengan agenda pemerintah untuk pemerataan investasi dan mendukung investasi hijau.

Direktur ATPRI, Dian Kurniawati mengatakan bahwa pabrik pengolahan sampah tersebut ditargetkan akan mulai beroperasi secara penuh untuk komersial pada awal tahun 2025. Sementara untuk tahap commisioning akan dilakukan pada kuartal IV tahun ini.

Dian mengungkapkan, saat beroperasi penuh pabrik ini bisa memproduksi sekitar 36 ribu ton PET daur ulang per tahun, termasuk PET daur ulang food-grade.

Material berkualitas tinggi ini bisa digunakan untuk membuat botol PET yang bisa dikonsumsi ulang, baik untuk pasar Indonesia maupun ekspor.

Dengan begitu, pabrik pengelolahan sampah ini dapat mendaur ulang hingga 48 ribu ton botol PET setiap tahunnya, dan mengalihkannya dari tempat pembuangan sampak, pembakaran terbuka atau kebocoran ke laut.

"Untuk capacity total output 36 ribu ton dan inputnya di 48 ribu ton," ujar Dian saat ditemui di ATPRI, Kawasan Industri Kendal, Rabu (3/7).

Asal tahu saja, pemerintah Indonesia memasukkan investasi hijau sebagai bagian dari pencapaian visi Indonesia Emas 2045.

Beberapa tahun belakangan investasi hijau di Indonesia terlihat meningkat. Laporan Bain and Company menunjukkan, aliran investasi hijau ke Indonesia pada 2023 mencapai US$ 1,6 miliar, atau naik 28% dibanding tahun sebelumnya.

Dalam hal daur ulang plastik, Indonesia telah mencapai kemajuan yang signifikan, namun peningkatan investasi dan kebijakan yang mendukung masih dibutuhkan. Kerja sama lebih lanjut dapat mendorong berkembangnya ekonomi sirkular di Indonesia dengan adanya dukungan komprehensif pemerintah terhadap pelaku industri menuju penyederhanaan proses perizinan, kepastian hukum, serta insentif finansial dan fiskal yang menarik.

Nah, investasi andalan ATPRI senilai US$ 60 juta ini menegaskan komitmen perusahaan dalam memajukan ekonomi sirkular Indonesia dan berperan aktif falam mangatasi perubahan iklim.

Deputy Country Director ADB untuk Indonesia Renadi Budiman mengatakan bahwa ADB selalu menekankan bahwa kemajuan nyata dalam perjuangan melawan perubahan iklim memerlukan tindakan nyata selain diskusi-diskusi kebijakan dengan berbagai pemangku kepentingan.

Investasi ini dapat menjadi langkah konkret dan pada Juni 2023 ADB dan Leading Asia's Private Infrastructure Fund (LEAP) memberikan certified blue loan kepada ATPRI dimana pinjaman ini telah mematuhi ADB’s Ocean Finance Framework dan kriteria investasi yang ditetapkan berdasarkan Action Plan for Healthy Oceans and Sustainable Blue Economies.

“Upaya perusahaan mendukung proses daur ulang dan pengelolaan sampah sangat penting untuk mendorong pertumbuhan ekonomi berkelanjutan di Indonesia. Investasi ini menghadirkan tolak ukur yang dapat ditiru oleh dunia usaha lain dan  memberikan kontribusi signifikan terhadap tujuan mengurangi emisi karbon dan meningkatkan kelestarian lingkungan”," kata Rendi.

Sementara itu, Direktur ALBA Group Asia, Yi Guo menambahkan, pihaknya sangat bangga bisa menghadirkan keahlian dan komitmennya untuk membantu Indonesia dalam mengurangi dampak sampah plastik.

"Dengan pengetahuan teknologi, keunggulan operasional, penjualan global dan kemampuan pemasaran ALBA Group Asia, kami yakin bahwa fasilitas PET baru yang mendukung ekonomi sirkuler ini akan memberikan manfaat jangka panjang dan dampak positif terhadap kelestarian lingkungan di Indonesia termasuk terciptanya lapangan pekerjaan hijau baru," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tri Sulistiowati