KARAWANG. Pembangunan pabrik keempat PT Nestle Indonesia di Karawang, Jawa Barat membuka peluang bagi para pemasok susu dan kakao. Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Arshad Chaudry mengutarakan, pabrik ini akan memproduksi produk olahan susu berkapasitas 65.000 ton per tahun. Pabrik ini akan memproduksi Milo, Dancow, dan Cerelac.Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, Nestle akan menggandeng petani kakao di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan untuk menyuplai kebutuhan kakao sebanyak 10.000 ton per tahun. Selain itu, Nestle juga akan membutuhkan pasokan susu segar sebanyak 700.000 liter per hari dari sekitar 33.000 peternak sapi. Meski pabrik ini belum menjadi basis produksi Nestle di Asia Tenggara, namun Arshad mengutarakan, bakal terus mengembangkan kapasitas produksi sehingga pabrik ini dapat menjadi pemasok produk Nestle di negara lain. "Tujuan kami saat ini hanya untuk penuhi kebutuhan domestik," ujar Arshad dalam acara peletakan batu pertama pabrik Nestle di Karawang, Senin (12/9). Pembangunan pabrik senilai US$ 200 juta itu ditargetkan rampung pada kuartal I-2013.Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengutarakan, perluasan kapasitas produksi perusahaan pengolahan susu itu akan menjadi substitusi impor produk sejenis yang selama ini masuk dari Malaysia. Untuk mendukung berkembangnya industri pengolahan susu maka Kementerian Perindustrian (Kemperin) pun telah menetapkan industri pengolahan susu sebagai industri prioritas. Hal tersebut diatur melalui Peraturan Presiden No. 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.Regulasi ini diharapkannya akan meningkatkan konsumsi susu Indonesia yang saat ini sebesar 11,09 liter per kapita per tahun. Angka itu masih kecil dibandingkan dengan rata-rata konsumsi susu sebesar 20 liter per kapita per tahun di negara-negara Asia Tenggara.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bangun pabrik baru, Nestle membutuhkan pasokan kakao dan susu lokal
KARAWANG. Pembangunan pabrik keempat PT Nestle Indonesia di Karawang, Jawa Barat membuka peluang bagi para pemasok susu dan kakao. Presiden Direktur PT Nestle Indonesia Arshad Chaudry mengutarakan, pabrik ini akan memproduksi produk olahan susu berkapasitas 65.000 ton per tahun. Pabrik ini akan memproduksi Milo, Dancow, dan Cerelac.Untuk memenuhi kebutuhan bahan baku, Nestle akan menggandeng petani kakao di Sulawesi Barat dan Sulawesi Selatan untuk menyuplai kebutuhan kakao sebanyak 10.000 ton per tahun. Selain itu, Nestle juga akan membutuhkan pasokan susu segar sebanyak 700.000 liter per hari dari sekitar 33.000 peternak sapi. Meski pabrik ini belum menjadi basis produksi Nestle di Asia Tenggara, namun Arshad mengutarakan, bakal terus mengembangkan kapasitas produksi sehingga pabrik ini dapat menjadi pemasok produk Nestle di negara lain. "Tujuan kami saat ini hanya untuk penuhi kebutuhan domestik," ujar Arshad dalam acara peletakan batu pertama pabrik Nestle di Karawang, Senin (12/9). Pembangunan pabrik senilai US$ 200 juta itu ditargetkan rampung pada kuartal I-2013.Menteri Perindustrian M.S. Hidayat mengutarakan, perluasan kapasitas produksi perusahaan pengolahan susu itu akan menjadi substitusi impor produk sejenis yang selama ini masuk dari Malaysia. Untuk mendukung berkembangnya industri pengolahan susu maka Kementerian Perindustrian (Kemperin) pun telah menetapkan industri pengolahan susu sebagai industri prioritas. Hal tersebut diatur melalui Peraturan Presiden No. 28 tahun 2008 tentang Kebijakan Industri Nasional.Regulasi ini diharapkannya akan meningkatkan konsumsi susu Indonesia yang saat ini sebesar 11,09 liter per kapita per tahun. Angka itu masih kecil dibandingkan dengan rata-rata konsumsi susu sebesar 20 liter per kapita per tahun di negara-negara Asia Tenggara.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News