JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) terus memacu ekspansi bisnis beras. Perseroan melalui anak usahanya, TPS Rice, baru saja meneken kerjasama dengan tiga perusahaan asing yaitu Satake Corporation (Jepang), Jiangsu Muyang Group Co (China) dan The GSI Group, LLC (USA). Ketiga perusahaan asing itu nantinya akan memasok mesin dan silo untuk 2 (dua) pabrik baru yang akan dibangun AISA. Yuliani Liyuwardi Sekretaris Perusahaan AISA menuturkan, kerjasama tersebut terdiri dari beberapa poin. Pertama, Satake Corporation akan memasok mesin untuk kebutuhan produksi dua pabrik baru yang akan berlokasi di Sragen (Jawa Tengah) dan Cikarang (Jawa Barat). Nantinya, dua pabrik baru akan berkapasitas produksi masing-masing 120.000 ton per tahun. "Kami berharap pabrik baru mulai beroperasi pada kuartal kedua 2012," ujarnya di Jakarta, Selasa (22/5). Kehadiran pabrik baru itu akan melengkapi dua pabrik beras yang sudah dimiliki AISA. Sebelumnya, Perseroan sudah mengoperasikan dua pabrik beras yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat dengan kapasitas total 240.000 ton per tahun. Pabrik tersebut diakuisisi dari PT Jatisari Sri Rejeki pada akhir 2010 dengan investasi Rp 370 miliar. Artinya, selepas pembangunan dua pabrik baru selesai, kapasitas produksi beras AISA akan menjadi 480.000 ton per tahun.Kedua, Jiangsu Muyang Group akan memasok 108 unit silo dengan total kapasitas sebesar 216.000 ton dalam jangka waktu dua tahun. Tahun ini, TPS Rice akan menyelesaikan pembangunan pabrik tahap 1 yaitu sebanyak 60 unit silo dengan kapasitas 120.000 ton. Sebanyak 48 unit silo akan dibangun di pabrik Sragen, dan 12 unit sisanya bakal berada di Cikampek. Ketiga, kerjasama TPS Rice dan The GSI Group akan berupa pengadaan 12 unit silo dengan total kapasitas sebesar 24.000 ton. GSI Group akan merealisasikan pembangunan silo tersebut di tahun ini untuk pabrik Cikarang. Jo Tjong Seng Direktur Pemasaran AISA menambahkan, pembangunan dua pabrik tersebut merupakan bagian dari ekspansi beras dalam 3-4 tahun mendatang. Pada kurun waktu itu, AISA akan membangun 18 pabrik beras baru dengan kapasitas masing-masing 120.000 ton per tahun. Dari sisi investasi, setiap pabrik ditaksir menyedot dana sebesar US$ 9 juta-US$ 10 juta. Dengan demikian, AISA akan mengucurkan total investasi sebesar US$ 162 juta-US$ 180 juta. Ekspansi tersebut merupakan bagian dari strategi AISA untuk menguasai pasar beras nasional. Secara kongkret, AISA ingin meraih pangsa pasar 5% dari total konsumsi beras nasional dalam 5 (lima) tahun mendatang. "Target pangsa pasar tersebut bisa diraih kalau kita sudah punya 18 pabrik beras," kata Seng. AISA juga sudah menyusun strategi pemasaran produk beras yang dipasarkannya. Saat ini, hampir 90% produk beras AISA dijual tanpa merek ke pasar-pasar tradisional, sementara produk beras bermerek hanya 10% saja. Nantinya, AISA ingin meningkatkan penjualan produk beras bermerek untuk pasar modern. Targetnya, dalam lima tahun ke depan, penjualan beras bermerek bisa mencapai 20% dari total penjualan beras AISA.
Bangun pabrik beras, AISA gaet 3 perusahaan asing
JAKARTA. PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) terus memacu ekspansi bisnis beras. Perseroan melalui anak usahanya, TPS Rice, baru saja meneken kerjasama dengan tiga perusahaan asing yaitu Satake Corporation (Jepang), Jiangsu Muyang Group Co (China) dan The GSI Group, LLC (USA). Ketiga perusahaan asing itu nantinya akan memasok mesin dan silo untuk 2 (dua) pabrik baru yang akan dibangun AISA. Yuliani Liyuwardi Sekretaris Perusahaan AISA menuturkan, kerjasama tersebut terdiri dari beberapa poin. Pertama, Satake Corporation akan memasok mesin untuk kebutuhan produksi dua pabrik baru yang akan berlokasi di Sragen (Jawa Tengah) dan Cikarang (Jawa Barat). Nantinya, dua pabrik baru akan berkapasitas produksi masing-masing 120.000 ton per tahun. "Kami berharap pabrik baru mulai beroperasi pada kuartal kedua 2012," ujarnya di Jakarta, Selasa (22/5). Kehadiran pabrik baru itu akan melengkapi dua pabrik beras yang sudah dimiliki AISA. Sebelumnya, Perseroan sudah mengoperasikan dua pabrik beras yang berlokasi di Karawang, Jawa Barat dengan kapasitas total 240.000 ton per tahun. Pabrik tersebut diakuisisi dari PT Jatisari Sri Rejeki pada akhir 2010 dengan investasi Rp 370 miliar. Artinya, selepas pembangunan dua pabrik baru selesai, kapasitas produksi beras AISA akan menjadi 480.000 ton per tahun.Kedua, Jiangsu Muyang Group akan memasok 108 unit silo dengan total kapasitas sebesar 216.000 ton dalam jangka waktu dua tahun. Tahun ini, TPS Rice akan menyelesaikan pembangunan pabrik tahap 1 yaitu sebanyak 60 unit silo dengan kapasitas 120.000 ton. Sebanyak 48 unit silo akan dibangun di pabrik Sragen, dan 12 unit sisanya bakal berada di Cikampek. Ketiga, kerjasama TPS Rice dan The GSI Group akan berupa pengadaan 12 unit silo dengan total kapasitas sebesar 24.000 ton. GSI Group akan merealisasikan pembangunan silo tersebut di tahun ini untuk pabrik Cikarang. Jo Tjong Seng Direktur Pemasaran AISA menambahkan, pembangunan dua pabrik tersebut merupakan bagian dari ekspansi beras dalam 3-4 tahun mendatang. Pada kurun waktu itu, AISA akan membangun 18 pabrik beras baru dengan kapasitas masing-masing 120.000 ton per tahun. Dari sisi investasi, setiap pabrik ditaksir menyedot dana sebesar US$ 9 juta-US$ 10 juta. Dengan demikian, AISA akan mengucurkan total investasi sebesar US$ 162 juta-US$ 180 juta. Ekspansi tersebut merupakan bagian dari strategi AISA untuk menguasai pasar beras nasional. Secara kongkret, AISA ingin meraih pangsa pasar 5% dari total konsumsi beras nasional dalam 5 (lima) tahun mendatang. "Target pangsa pasar tersebut bisa diraih kalau kita sudah punya 18 pabrik beras," kata Seng. AISA juga sudah menyusun strategi pemasaran produk beras yang dipasarkannya. Saat ini, hampir 90% produk beras AISA dijual tanpa merek ke pasar-pasar tradisional, sementara produk beras bermerek hanya 10% saja. Nantinya, AISA ingin meningkatkan penjualan produk beras bermerek untuk pasar modern. Targetnya, dalam lima tahun ke depan, penjualan beras bermerek bisa mencapai 20% dari total penjualan beras AISA.