Bangun pabrik Gipsum Saint–Gobain ke Indonesia



JAKARTA. Sektor properti dan konstruksi Indonesia masih menyimpan daya tarik menggiurkan bagi investor asing. Salah satunya Saint-Gobain Construction Product. Perusahaan asal Prancis ini memutuskan pendirian pabrik material gipsum di Indonesia. 

Perusahaan ini menanamkan investasi US$ 45 juta atau setara Rp 540 miliar dengan kurs Rp 12.000 per dollar AS untuk mendirikan pabrik gipsum itu. Pabrik tersebut ditargetkan mampu memproduksi gipsum sebanyak 33 juta meter kubik (m³) per tahun. Pabrik ini menjadi pabrik pertama Saint-Gobain di Indonesia.

Edward Loy, Managing Director Saint-Gobain Construction Products untuk Indonesia, Malaysia dan Singapura menjelaskan, pabrik baru itu akan memenuhi permintaan gipsum di Indonesia yang selama ini masih banyak diimpor. "Kami melihat peluang pertumbuhan ekonomi Indonesia, maka itu kami bangun pabrik ini," kata Edward, Rabu (22/10).


Lokasi pabrik yang dipilih Saint-Gobain Construction Products ini ada di Cikande, Serang, Banten. Adapun proses pembangunan pabrik sudah dimulai sejak 18 bulan lalu, dan ditargetkan mulai produksi pada 28 Oktober 2014 mendatang. "Produksi secara komersial awal November 2014," kata Edward.

Walaupun sudah bisa produksi secara komersial mulai bulan depan, namun pabrik tersebut belum bisa beroperasi secara penuh. Edward bilang, pengoperasian penuh diharapkan bisa terjadi di akhir tahun 2015.

Soal target penjualan gipsum di Indonesia, Edward tak mau berkomentar. Begitu juga dengan realisasi penjualan gipsum perusahaan tahun lalu. Edward hanya bilang, penjualannya belakangan ini tidak terlalu agresif karena melemahnya kurs rupiah.

Soal pangsa pasar, sekitar 40%-45% konsumen gipsum Saint-Gobain menyasar sektor perumahan. Sekitar 60%-65% menyasar pangsa pasar sektor komersial seperti pertokoan, perkantoran, pusat belanja, bandara dan rumah sakit.

Adapun untuk bahan baku produksi pabrik itu, Saint-Gobain akan memasoknya dari dalam negeri dengan porsi 40%-50%. Adapun 50%-60% sisa bahan baku lainnya masih mengandalkan impor dari Thailand. Untuk diketahui saja, di Indonesia Saint-Gobain menjual produk gipsum dengan merek Gyproc. 

Tahun lalu, perusahaan yang bermarkas di Paris, Prancis ini mengantongi pendapatan sebesar € 42 miliar. Pendapatan itu berasal dari portofolio bisnis mereka yang meliputi material inovatif sebesar 21%, produk konstruksi 25%, building distribution 45%, dan kemasan 9%. Adapun gipsum termasuk dalam portofolio bisnis produk konstruksi.

Mengutip laporan keuangan perusahaan pada semester pertama tahun ini, perusahaan berhasil mengemas pendapatan sebesar € 20,44 miliar. Angka ini turun 1% dari periode yang sama tahun lalu yang sebesar € 20,65 miliar.

Untuk portofolio penjualan Saint-Gobain secara wilayah, kawasan Eropa Barat menyumbang porsi penjualan terbesar dengan porsi 40%. Setelah itu penjualan di Prancis sebesar 27% kemudian Asia dan negara berkembang lainnya sebesar 19%. Sisanya sebesar 14% dari benua Amerika bagian Utara. Untuk ekspansi tahun ini, perusahaan menganggarkan belanja modal sebesar € 1,4 miliar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto