JAKARTA. Demi mengurangi penggunaan batubara di dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerja sama dengan 30 investor asal Jepang untuk membangun PLTU berteknologi Ultra Supercritical Coal (USC) alias teknologi yang menggunakan lebih sedikit batubara. Adapun skemanya akan berbentuk Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia-Jepang yang melibatkan beberapa perusahaan besar asal Jepang dan PLN. Perusahaan asal Jepang yang berminat untuk bekerjasama dengan PLN di antaranya adalah Shimizu, Mitsubishi, Yokogawa, Mitsui, Kyusu Electric, dan masih banyak lagi. Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi PLN menjelaskan, pembangunan PLTU dengan teknologi USC memang membutuhkan dana lebih mahal. Sebab, membangun PLTU biasa hanya habis US$ 1,5 juta per Megawatt (MW). "Kalau membangun PLTU berteknologi USC biasanya US$ 2 juta per MW," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (9/4).
Bikin pembangkit hemat batubara PLN gandeng Jepang
JAKARTA. Demi mengurangi penggunaan batubara di dalam Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) bekerja sama dengan 30 investor asal Jepang untuk membangun PLTU berteknologi Ultra Supercritical Coal (USC) alias teknologi yang menggunakan lebih sedikit batubara. Adapun skemanya akan berbentuk Joint Crediting Mechanism (JCM) Indonesia-Jepang yang melibatkan beberapa perusahaan besar asal Jepang dan PLN. Perusahaan asal Jepang yang berminat untuk bekerjasama dengan PLN di antaranya adalah Shimizu, Mitsubishi, Yokogawa, Mitsui, Kyusu Electric, dan masih banyak lagi. Nasri Sebayang, Direktur Konstruksi PLN menjelaskan, pembangunan PLTU dengan teknologi USC memang membutuhkan dana lebih mahal. Sebab, membangun PLTU biasa hanya habis US$ 1,5 juta per Megawatt (MW). "Kalau membangun PLTU berteknologi USC biasanya US$ 2 juta per MW," ungkap dia kepada KONTAN, Rabu (9/4).