Bangun peternakan, Greenfields investasi Rp 600 M



BLITAR. PT Greenfields Indonesia berupaya menggenjot produksi susu segar. Untuk itu, perusahaan ekspansi dengan membangun peternakan sapi perah di Ngadirenggo, Wligi, Blitar, Jawa Timur. Peletakan batu pertama dilakukan pada Rabu (3/5).

Anak usaha AustAsia Food Pte Ltd ini menginvestasikan Rp 600 miliar untuk membangun peternakan kedua ini. Peternakan ini akan menempati lahan seluas 172 hektare (ha).

Nantinya, kapasitas penampungan sapi dapat mencapai 9.500 ekor. Jika tidak ada aral melintang, peternakan bakal beroperasi mulai tahun depan. Untuk tahap pertama, akan ada sekitar 2.000 ekor sapi yang didatangkan pada Agustus 2017. Berdasarkan perhitungan, sapi-sapi tersebut akan siap diperah pada Februari 2018.


Sekedar informasi, peternakan ini merupakan peternakan ramah lingkungan dengan menggunakan pembangkit listrik tenaga biogas, purifikasi, dan daur ulang limbah, daur ulang pasir untuk alas tidur sapi perah dan pemanfaatan kotoran sapi untuk pupuk.

Selain menerapkan praktek pengelolaan yang baik, peternakan juga akan menggunakan peralatan, sistem, dan teknologi paling modern dan efisien yang ada di industri peternakan di Asia. "Bahkan, di dunia, ini termasuk sistem rotary milking parlor untuk proses pemerahan susu yang lebih efisien, tunnel barn untuk kenyamanan sapi yang baik dan daya listrik dari pembangkit listrik bertenaga biogas didapat dari pengolahan limbah peternakan," kata Heru Prabowo, Head of Dairy Farm Indonesia, PT Greenfields Indonesia, Rabu (3/5).

Sejauh ini, Greenfields telah memiliki satu peternakan berlokasi di Babadan, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Total sapi perah sekitar 8.600 ekor di perternakan itu dapat menghasilkan susu segar sekitar 42 juta liter per tahun.

Dengan adanya peternakan baru ini, total produksi susu segar yang dihasilkan perusahaan pada tahun 2019 diperkirakan mencapai 95 juta liter per tahun. Dengan begitu, perusahaan telah memenuhi produksi susu segar sekitar 11% dari total produksi susu nasional yang mencapai 850 juta liter. Saat ini, kontribusinya masih sekitar 6%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini