JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) makin serius untuk masuk ke bisnis pembangkit listrik. Perseroan bakal menggarap satu pembangkit listrik melalui cucu usahaya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Saham EPN dikendalikan oleh anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Demi memuluskan ekspansi di bisnis ini, PAMA akan memberikan fasilitas pinjaman kepada EPN senilai US$ 47,5 juta. Pinjaman itu akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan power plant. Pinjaman itu memberikan bunga LIBOR + Marjin 2,25%. Sementara tenor pinjaman berjangka itu mencapai 10 tahun. Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro mengatakan, dengan menyuntik pinjaman secara langsung, biaya bunga dan biaya administrasi menjadi lebih murah. "Ini akan memberi nilai tambah bagi PAMA dalam jangka panjang," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (7/7). Sayangnya, manajemen UNTR enggan mengungkapkan secara spesifik mengenai ekspansi power plant tersebut. "Kami memang sudah menyiapkan diri untuk masuk ke bisnis ini. Tetapi detailnya belum bisa diungkapkan," ujar Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis kepada KONTAN. Sebelumnya PAMA mengikuti tender proyek pembangkit listrik mulut tambang (mine mouth power plant) di Sumatera Selatan. Pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 600 megawatt (MW) dengan nilai investasi US$ 900 juta. Namun, belakangan proyek tersebut dikabarkan gagal diraih oleh UNTR. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Bangun power plant, UNTR beri utang ke anak usaha
JAKARTA. PT United Tractors Tbk (UNTR) makin serius untuk masuk ke bisnis pembangkit listrik. Perseroan bakal menggarap satu pembangkit listrik melalui cucu usahaya, PT Energia Prima Nusantara (EPN). Saham EPN dikendalikan oleh anak usaha UNTR, PT Pamapersada Nusantara (PAMA). Demi memuluskan ekspansi di bisnis ini, PAMA akan memberikan fasilitas pinjaman kepada EPN senilai US$ 47,5 juta. Pinjaman itu akan digunakan seluruhnya untuk pembangunan power plant. Pinjaman itu memberikan bunga LIBOR + Marjin 2,25%. Sementara tenor pinjaman berjangka itu mencapai 10 tahun. Direktur UNTR, Iwan Hadiantoro mengatakan, dengan menyuntik pinjaman secara langsung, biaya bunga dan biaya administrasi menjadi lebih murah. "Ini akan memberi nilai tambah bagi PAMA dalam jangka panjang," ujarnya dalam keterbukaan informasi, Selasa (7/7). Sayangnya, manajemen UNTR enggan mengungkapkan secara spesifik mengenai ekspansi power plant tersebut. "Kami memang sudah menyiapkan diri untuk masuk ke bisnis ini. Tetapi detailnya belum bisa diungkapkan," ujar Sekretaris Perusahaan UNTR, Sara K. Loebis kepada KONTAN. Sebelumnya PAMA mengikuti tender proyek pembangkit listrik mulut tambang (mine mouth power plant) di Sumatera Selatan. Pembangkit listrik tersebut memiliki kapasitas 600 megawatt (MW) dengan nilai investasi US$ 900 juta. Namun, belakangan proyek tersebut dikabarkan gagal diraih oleh UNTR. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News