JAKARTA. PT Indonesia Asahan Alumunium akan mengelontorkan investasi sebesar US$ 1,9 miliar sampai 2019. Investasi sebanyak itu rencananya digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter), dan pengembangan fasilitas pelabuhan. Winardi, Direktur Utama Inalum mengatakan, untuk membangun PLTA dialokasikan sebesar US$ 700 juta-US$ 750 juta dan US$ 1,2 miliar untuk pembangunan smelter. Diharapkan dengan dana itu maka kapasitas produksi Inalum akan berlipat. Tahun 2019 perusahaan menargetkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ton per tahun, naik dari saat ini sekitar 250.000-260.000 ton per tahun. Untuk mencapai itu diperlukan tenaga listrik dan bahan baku yang mencukupi. "Kami butuh bahan bakunya dua kali lipatnya yaitu 1 juta ton. Bahan baku kebanyakkan masih impor dari Tiongkok," ujarnya, Jumat (13/6).
Bangun smelter, Inalum siapkan US$ 1,2 miliar
JAKARTA. PT Indonesia Asahan Alumunium akan mengelontorkan investasi sebesar US$ 1,9 miliar sampai 2019. Investasi sebanyak itu rencananya digunakan untuk membangun pembangkit listrik tenaga air (PLTA), pabrik pengolahan dan pemurnian (smelter), dan pengembangan fasilitas pelabuhan. Winardi, Direktur Utama Inalum mengatakan, untuk membangun PLTA dialokasikan sebesar US$ 700 juta-US$ 750 juta dan US$ 1,2 miliar untuk pembangunan smelter. Diharapkan dengan dana itu maka kapasitas produksi Inalum akan berlipat. Tahun 2019 perusahaan menargetkan kapasitas produksi menjadi 500.000 ton per tahun, naik dari saat ini sekitar 250.000-260.000 ton per tahun. Untuk mencapai itu diperlukan tenaga listrik dan bahan baku yang mencukupi. "Kami butuh bahan bakunya dua kali lipatnya yaitu 1 juta ton. Bahan baku kebanyakkan masih impor dari Tiongkok," ujarnya, Jumat (13/6).