Bangun SPBG tak perlu tunggu penugasan pemerintah



JAKARTA. Dalam mendukung program konversi bahan bakar minyak (BBM) ke bahan bakar gas (BBG), Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral menyatakan bahwa tidak perlu adanya penugasan jika ingin membuat stasiun pengisian bahan bakar gas (SPBG).

Susilo Siswoutomo, Wakil Menteri ESDM menyampaikan, siapapun yang ingin membuat SPBG, baik Pertamina atau PT Perusahaan Gas Negara (PGN) tidak perlu menunggu penugasan. Untuk saat ini saja, PGN semakin giat ekspansi bisnisnya di bidang SPBG.

"Soal siapa yang bangun itu tidak jadi soal, yang penting gas tersedia dan jaringan gasnya baik. PGN walaupun tidak ditugaskan kan memang kewajibannya. Saat ini saja sudah ada 4 MRU di Jakarta, " kata dia, Jumat (07/02).


Ia juga menambahkan untuk wilayah Jakarta saja, pemanfaatan gas untuk transportasi umum belum cukup maksimal. Untuk di Jakarta saja, kata Susilo, persediaan gas mencapai 20-30 mmsfcd dan baru terpakai sedikit sekali, tidak sampai 10 persen. Persediaan sebanyak 1 mmscfd bisa melayani hingga 5000 kendaraan.

Mengenai kesiapan konverter kit, Susilo mengatakan, untuk tahap pertama pemerintah akan membagikannya pada kendaraan umum.

"Untuk berapa jumlah pastinya, tentu ada koordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan Kementerian Perhubungan. Bisa saja Kemenperin kerjasama dengan stakeholdernya bikin konverter kit, atau Kementrian Pertanian kerjasama dengan perusahaan perkebunan supaya truk-truk pengangkut bisa pakai gas, " tambahnya.

Skemanya untuk tahap awal, pembagian konverter gratis itu untuk transportasi umum seperti bis, bajaj, angkot. Namun, seterusnya masyarakat bisa membeli sendiri konverter kit.

"Kalau dari pemerintah itu untuk pancingan saja, seterusnya ya beli sendiri. Mau beli buatan lokal atau impor tidak ada masalah. Yang jelas jangan dibuat sulit, agar masyarakat juga mau pakai," kata dia.

Asal tahu saja, untuk saat ini SPBG yang berdiri masih 8 unit, 7 unit dibangun Pertamina dan 1 unit dibangun PGN. Tahun 2014 ini, PGN berencana membangun (SPBG) pada 18 lokasi di Indonesia, terutama Jawa dan Sumatera.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dikky Setiawan