Bangun Startup yang Sehat Butuh Ekosistem Digital Kuat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perkembangan perusahaan rintisan (startup) kian meluas di tanah air. Menurut Laporan Startup Ranking yang dipublikasi pada April 2022 hingga tahun ini saja, Indonesia menjadi negara ke-5 yang memiliki jumlah startup terbanyak yaitu 2.346.

Menurut riset yang dilakukan oleh Google, Temasek, dan Bain & Co. pada tahun 2019, Indonesia juga menjadi negara yang startup-nya menerima jumlah funding terbanyak di antara negara lain. Angka funding ini diperkirakan akan tetap menjadi yang paling tinggi di tahun 2025.

Sayangnya, di tengah perkembangannya, para pegiat startup harus menghadapi berbagai tantangan termasuk sebuah krisis global berupa pandemi Covid-19. Meskipun krisis ini dirasakan banyak pihak mulai dari korporasi besar hingga negara, startup memiliki tantangannya tersendiri.


“Belum lama melewati pandemi Covid-19, kekuatan dan keberlanjutan startup di Indonesia kembali diuji melalui bocornya startup bubble. Fenomena bocornya startup bubble ditandai dengan beberapa startup yang secara serentak merumahkan karyawan dalam jumlah yang besar. Salah satu penyebab dari kebocoran bubble ini adalah bergantungnya startup kepada pendanaan dari venture capitalist,” ucap Eddi Danusaputro, Chief Executive Officer BNI Ventures.  

Baca Juga: Hype Bangun Platform yang Mempertemukan Brand dengan Para Influencer

“Efisiensi melalui pengurangan karyawan ini perlu dilakukan oleh beberapa startup saat investor melakukan pengetatan kucuran dana. Para startup yang belum mencetak profit perlu melakukan ini karena mereka perlu memperpanjang masa bertahan untuk berupaya mencetak pendapatan,” tambahnya.

Eddi Danusaputro menambahkan bahwa penting bagi banyak pihak mulai dari pemilik startup, pemilik modal, hingga Pemerintah, untuk memberikan edukasi untuk membangun healthy startup atau startup yang sehat. Baik secara keuangan maupun manajemen.

"Dengan startup yang sehat, kita juga dapat memaksimalkan potensi dan membangun ekosistem digital Indonesia yang kuat. Tak hanya itu, saat semua pihak telah berupaya menciptakan healthy startup, kita dapat mencegah terjadinya krisis keuangan di skala nasional," tambah Eddi.

Hal senada juga disampaikan oleh Aqsath Rasyid sebagai CEO NoLimit Indonesia. Dia mengatakan, healthy startup tidak hanya fokus pada modal atau investasi besar yang berasal dari pihak luar perusahaan.

Semua startup bisa memulai menjalankan roda perusahaan startup-nya dengan modal yang dimiliki. Yang terpenting adalah, startup itu mempunyai konsistensi dan ketahanan dalam menghadapi tantangan.

“12 tahun NoLimit Indonesia berkiprah sebagai startup tanpa modal dari eksternal atau bootstrapping dan tumbuh dan berkembang sangat organik. Dengan memanfaatkan modal internal, NoLimit masih tetap menjadi startup yang sehat dan eksis sampai sekarang”, tegas Aqsath Rasyid dalam keterangan yang diterima Kontan.co.id, Rabu (10/8).

Sekedar informasi saja, NoLimit adalah perusahaan teknologi lokal asal Indonesia yang fokus pada monitoring dan analisis media online dengan menggunakan teknologi Big Data. NoLimit Indonesia juga telah meluncurkan produknya ke pasar global.

Setelah diluncurkan via AppSumo, kini layanan dari NoLimit Indonesia siap membantu berbagai perusahaan, organisasi, bahkan public figure di seluruh penjuru dunia.

Baca Juga: Road to New York, Indonesia Investment Forum by Sectors Series Terus Digulirkan

Perusahaan berbasis big data ini menawarkan layanan online media monitoring yang dapat memonitor perbincangan online di berbagai platform social media seperti Instagram, Youtube, Twitter, dan Facebook. Selain itu, NoLimit juga dapat melakukan monitoring online media.

Aqsath menambahkan NoLimit siap berkompetisi dengan kompetitor global seperti brand24, Talkwalker, Brandwatch, dan perusahaan serupa lainnya.

"Kesiapan NoLimit sebagai online monitoring lokal pertama yang meluncurkan produk ke pasar global didasari dengan pengalaman dan kapabilitasnya di industri teknologi," sebutnya.

Aqsath menuturkan bahwa sejak diluncurkan pada 3 Agustus lalu, website NoLimit telah mencatat pengaksesan di 86 negara. Adapun negara yang paling banyak mengakses adalah Amerika, India, Inggris, Jerman, dan Canada.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto