KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu dua pekan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil melistriki 93,4% masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdampak badai siklon seroja. Langkah tersebut dilakukan lewat pembangunan menara darurat atau tower emergency yang dibangun di Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang. "Sebanyak 4.002 gardu pelanggan terganggu akibat adanya gangguan tower, sehingga dalam dua minggu empat kabupaten mengalami gelap gulita," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda dalam konferensi pers yang digelar secara virtual Senin (19/4). Syamsul mengungkapkan, bersama TNI-Polri dan masyarakat, PLN akhirnya berhasil merampungkan pembangunan tower emergency dalam dua pekan dan berhasil mengalirkan energi listrik dari kota Kupang ke Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Padahal, sebelumnya pembangunan tower emergency membutuhkan waktu hingga 30 hari atau sebulan.
Bangun tower darurat dalam 2 pekan, 93,4% korban badai siklon NTT terlistriki
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam waktu dua pekan PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) berhasil melistriki 93,4% masyarakat Nusa Tenggara Timur (NTT) yang terdampak badai siklon seroja. Langkah tersebut dilakukan lewat pembangunan menara darurat atau tower emergency yang dibangun di Desa Tunfeu, Kecamatan Nekamese, Kabupaten Kupang. "Sebanyak 4.002 gardu pelanggan terganggu akibat adanya gangguan tower, sehingga dalam dua minggu empat kabupaten mengalami gelap gulita," kata Direktur Bisnis Regional Sulawesi, Maluku, Papua dan Nusa Tenggara PLN, Syamsul Huda dalam konferensi pers yang digelar secara virtual Senin (19/4). Syamsul mengungkapkan, bersama TNI-Polri dan masyarakat, PLN akhirnya berhasil merampungkan pembangunan tower emergency dalam dua pekan dan berhasil mengalirkan energi listrik dari kota Kupang ke Kabupaten Kupang, Timor Tengah Selatan, Timor Tengah Utara dan Belu. Padahal, sebelumnya pembangunan tower emergency membutuhkan waktu hingga 30 hari atau sebulan.